Malaysia ingin agar bahasa Melayu menjadi bahasa resmi kedua (setelah bahasa Inggris) untuk ASEAN. Pemimpin Malaysia menyatakan pemimpin Indonesia setuju untuk memberdayakan bahasa Melayu. Ternyata, klaim Malaysia terlalu dini karena Indonesia masih perlu mengkaji usulan ini.
Awalnya, Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob menyampaikan ke publik bahwa dia mengusulkan bahasa Malaysia sebagai bahasa kedua ASEAN, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. Hal ini disampaikannya lewat akun Facebook bercentang biru, Kamis (24/3) lalu.
"Malaysia akan mengadakan perbincangan dengan pemimpin ASEAN untuk mencadangkan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN dalam usaha memartabatkan bahasa ibunda ke peringkat antarbangsa," kata Ismail Sabri Yaakob sebagaimana diunggah di akun Facebooknya, Rabu (23/3) pukul 11.47 kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia ingin bahasa Melayu menjadi bahasa kedua ASEAN karena bahasa ini dituturkan oleh banyak penduduk ASEAN. Sebanyak 300 juta penduduk ASEAN disebutnya menggunakan bahasa Melayu. Bahasa tersebut adalah bahasa ketujuh terbesar di dunia. Indonesia termasuk penutur bahasa Melayu.
"Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand selatan, Filipina selatan, serta sebagian dari Kamboja turut menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar," kata Ismail, menggunakan bahasa Melayu. Kutipan ini telah diterjemahkan detikcom ke bahasa Indonesia.
Selanjutnya, Ismail Sabri Yaakob melawat ke Indonesia menemui Presiden Jokowi:
Klaim dini
PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob menemui Presiden RI Jokowi. Usai pertemuan, PM Malaysia menyatakan Jokowi juga mendukung penguatan bahasa rumpun Melayu.
"Kami juga setuju dan berterima kasih kepada Presiden karena setuju dengan Malaysia untuk memperkuat bahasa Melayu, bahasa Melayu yang merupakan bahasa serumpun," kata Ismail Sabri Yaakob dalam keterangan pers bersama dengan Presiden Jokowi, disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (1/4/2022).
Ismail Sabri Yaakob menjelaskan bahasa rumpun Melayu digunakan di Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Thailand selatan, etnis Champa di Kamboja, Filipina, dan Singapura.
![]() |
"Jadi, kami sepakat, siap dengan antarbangsa. Saya, seperti Presiden, akan menggunakan bahasa Melayu sebagai media komunikasi kita dan kita sepakat bahwa jika kita bekerja sama untuk memperkuat bahasa rumpun Melayu ini, bahasa rumpun Melayu, mungkin suatu saat bisa dijadikan bahasa ASEAN," kata Ismail Sabri Yaakob.
Ismail Sabri Yaakob yang berbicara menggunakan bahasa Melayu dialek Malaysia ini (sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia di berita ini) menggunakan istilah 'bahasa rumpun Melayu'.
Selanjutnya, RI nyatakan masih perlu mengkaji:
RI masih perlu mengkaji
Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi menjelaskan Malaysia baru sebatas menyampaikan usulan ke RI dan persetujuan belum diputuskan RI.
"PM Malaysia menyampaikan usulan tersebut, yang tentunya masih memerlukan kajian dan pembahasan lebih lanjut," kata Menlu RI, Retno Marsudi, dalam keterangan kepada detikcom, Jumat (1/4/2022).
Selama ini, bahasa resmi ASEAN adalah bahasa Inggris. Sebelum bertemu Jokowi, PM Malaysia Ismail Sabri juga sudah menyampaikan keinginannya agar bahasa Melayu bisa menjadi bahasa resmi kedua ASEAN. Indonesia masih perlu mengkaji terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan atau penolakan.
![]() |
Meski begitu, kata Menlu RI Retno Marsudi, bahasa Indonesia punya lebih banyak jumlah penutur ketimbang bahasa Malaysia.
"Kalau dilihat dari sisi penutur (demografi), bahasa Indonesia adalah bahasa dengan penutur terbesar di Asia Tenggara," kata Retno.