Aksyena Dinyatakan Tewas Dibunuh
Mardoto mengungkapkan, ketika jenazah Ace pertama kali ditemukan, pihak kampus dan kepolisian tidak langsung mengontak pihak keluarga. Perasaan Mardoto-lah yang membawanya ke Depok hanya untuk melihat putranya yang ia banggakan.
"Ketika ditemukan, di ransel Ace ada bata 14 kg. Ditemukan juga 'surat wasiat', makanya ia awalnya dibilang bunuh diri," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tulisan 'surat wasiat' itu sudah diperiksa grafolog dan dinyatakan bukan tulisan tangan Ace. Bahkan hasil autopsi juga menunjukkan penyebab kematian Ace.
"Tapi, setelah dicek, 'surat' itu bukan tulisan Ace. Hasil autopsi juga menunjukkan Ace udah gak sadarkan diri ketika dia tenggelam di Danau UI," katanya.
Hasil kesimpulan terakhir polisi menyatakan Ace dibunuh. Tetapi hingga kini polisi belum juga mengungkap siapa pembunuh mahasiswa jurusan Biologi FMIPA UI tersebut.
Dia berharap penyelidikan kasus ini dilanjutkan, lebih gencar dan serius. Menurutnya, Akseyna berhak mendapatkan keadilan karena meninggal di tempatnya menuntut ilmu.
"Lewat petisi ini, saya mau minta tolong bantu suarakan supaya Kepolisian Daerah Metro Jaya segera selesaikan dan ungkap kasus Ace. Kami harap kepolisian bisa memberikan informasi yang memadai secara berkala kepada keluarga. Kami juga minta UI agar lebih aktif dan transparan dalam penyelesaian kasus ini," tambahnya.
Tanggapan Polisi
Terkait petisi ini, Kasat Reskrim Polres Depok AKBP Yogen Heroes mengatakan pihaknya siap membuka lagi kasus jika ditemukan bukti baru.
"Akseyna kita masih berusaha untuk ibaratnya belum ada alat bukti baru yang harus kita inikan, sambil jalan aja kalau itu, karena memang sudah terlalu lama. Namun, kalau ada alat bukti baru yang bisa dimunculkan kita akan buka kembali," kata AKBP Yogen saat ditemui di Depok.
Dia mengatakan polisi masih mencari bukti baru kasus ini. Polres Depok juga berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.
"Iya masih dicari, masih dicari. Masih terus dicari koordinasi sama Polda juga," ujar dia.
Aksi Simpatik untuk Mendiang Akseyna
Pada Selasa (29/3/2022), mahasiswa UI menggelar aksi simbolik mengenang 7 tahun kematian Akseyna Ahad Dori. Orasi digelar di Danau Kenanga UI yang menjadi lokasi penemuan jasad mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA UI tersebut.
Sejumlah mahasiswa mengenakan pakaian berwarna hitam. Beberapa membawa bunga sebagai simbolik mengenang 7 tahun meninggalnya Akseyna. Spanduk bertulisan 'Kami menuntut Universitas Indonesia memberikan kejelasan atas kasus Akseyna' terlihat di lokasi. Orator menyampaikan kekecewaan karena kasus kematian Akseyna tak kunjung terungkap.
Karangan bunga juga dipajang dengan tulisan '7 tahun Meninggalnya Akseyna UI Tak Lakukan Apa-apa'.
Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo, mengatakan gelaran simbolik sebagai bentuk mewakilkan keluarga untuk memperjuangkan penyebab kematian Akseyna yang belum diketahui hingga sekarang.
"Kita berdiri bersama keluarga korban. Kita berdiri bersama untuk memperjuangkan keadilan untuk korban. Dari 2015 sampai dengan 2022, saat ini 7 tahun kita menunggu tidak pernah ada kejelasan," kata Bayu saat ditemui di lokasi.
(mea/fjp)