7 Tahun Kematian Akseyna dan Perjuangan Sang Ayah Cari Keadilan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 30 Mar 2022 10:34 WIB
Mahasiswa UI menggelar aksi simbolik mengenang 7 tahun kematian Akseyna Ahad Dori. Mahasiswa berharap kasus ini diusut kembali hingga terang kasusnya. (Dwi Rahmawati/detikcom)
Jakarta -

Tujuh tahun sudah berlalu sejak kematian Akseyna Ahad Dori. Hingga saat ini, misteri kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) itu belum terungkap. Terakhir, polisi menyatakan bahwa Akseyna dibunuh.

Selama 7 tahun itu pula, sang ayah, Marsekal Pertama TNI Mardoto, terus berjuang mencari keadilan bagi anaknya. Mardoto tak pernah berhenti berjuang agar pelaku pembunuhan anaknya bisa segera terungkap.

Hingga saat ini Mardoto juga tidak pernah mendapatkan perkembangan penyelidikan lagi dari pihak kepolisian. Terakhir kali Mardoto mendapatkan informasi perkembangan penyelidikan pada 2018.

"Sejak tahun 2016 disimpulkan tindakan pembunuhan. (Tapi) tidak pernah diinfo (perkembangan penyelidikan), terakhir 2018," kata Mardoto dalam keterangan kepada detikcom, Rabu (30/3/2022).

Informasi terakhir yang diperoleh Mardoto, polisi baru mendapatkan satu alat bukti. Tetapi hingga kini, polisi belum berhasil mengungkap siapa pembunuh Akseyna atau Ace itu.

"Kabarnya baru satu bukti yang mengarah ke pelaku," ujarnya.


Perjuangan Mardoto Cari Keadilan

Sejak awal, Mardoto menemukan sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Akseyna Ahad Dori. Sejak itu pula Mardoto berjuang mencari keadilan bagi anaknya.

Segala upaya telah dilakukan Mardoto. Ia bahkan sudah bersurat kepada Kapolri, meminta agar kasus pembunuhan Ace diusut tuntas.

"(Sudah bersurat ke) Kapolri, Kapolda, Kapolres, Kapolsek terkait," imbuh Mardoto.

Ia juga membuka petisi di situs change.org untuk meminta kepolisian. Dalam petisi tersebut, Mardoto merasa berjuang sendirian, sedangkan pihak kepolisian dan universitas seolah melupakan.

"Dari awal, saya dan keluarga merasa berjuang sendiri agar kasus anak saya segera diungkap dan selesai," ujar Mardoto di laman situs change.org.

Mardoto mengungkapkan dirinya juga sudah meminta bantuan kepada pihak UI untuk memberikan bantuan hukum, membentuk tim investigasi, serta memberi sanksi kepada dosen yang menggiring opini negatif tentang kematian Ace.

"Tapi UI menolak. Ketika UI ganti rektor juga, ternyata tidak ada pembahasan tentang kasus Ace dari rektor yang lama, Muhammad Anis, ke rektor baru, Ari Kuncoro. Katanya, mereka mau menyerahkan ini seluruhnya kepada kepolisian," katanya.

"Kepolisian sudah bilang ini utang yang harus mereka bayarkan. Ya... tapi kami harus menunggu berapa lama lagi?" tambahnya.

Simak di halaman selanjutnya: Akseyna tewas dibunuh dan tanggapan kepolisian.

Saksikan juga 'Kasus Akseyna Kembali 'Hidup', Ayahanda Ingin Polisi Cepat Menguak Fakta':






(mea/fjp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork