Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi peran Turki di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan yang memfasilitasi pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina. Pertemuan pada 28-30 Maret 2022 itu dilakukan untuk mencari jalan keluar terbaik bagi penyelesaian ketegangan yang terjadi antara kedua negara.
Bamsoet mengatakan dunia berharap pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Turki bisa menghasilkan sesuatu yang positif. Mengingat dalam pembicaraan tingkat atas pada 10 Maret lalu, Rusia dan Ukraina belum menemui satu kesepakatan meskipun ada beberapa yang telah berprogres.
"Sebagai bagian dari komunitas global yang kini menjadi pemimpin G-20, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo terus mendukung penyelesaian ketegangan antara Rusia dengan Ukraina. Hal ini sejalan dengan amanat pembukaan UUD NRI 1945, bahwa salah satu tujuan berdirinya Indonesia adalah untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menerima Duta Besar Turki untuk Indonesia, H.E. Mrs Askin Aksan, Ketua DPR RI ke-20 ini juga mendukung agar kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Turki bisa semakin ditingkatkan. Terlebih setelah diresmikannya 10 unit produksi tank kelas medium, Harimau, di pabrik FNSS di Ankara, Turki pada Rabu (16/03) yang lalu.
Tank kelas medium yang kerja samanya mulai digagas pada tahun 2010 ini, sepenuhnya didesain dan dikembangkan oleh dua perusahaan industri kendaraan lapis baja terbaik di Indonesia dan Turki, yaitu FNSS (Turki) dan PT PINDAD (Indonesia).
Bamsoet melanjutkan selain di bidang pertahanan, kerja sama investasi kedua negara juga perlu ditingkatkan. Mengingat jumlah investasi Turki di Indonesia pada periode 2016-2021 terbilang relatif kecil, sekitar US$ 35,16 juta.
Jumlah tersebut kurang dari 1 persen dari nilai total investasi Turki ke luar negeri (outbound) dengan nilai sekitar US$ 40 miliar. Bamsoet pun melihat peluang investasi di Indonesia bagi Turki masih terbuka lebar.
"Salah satunya di proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Sehingga selain memindahkan kantor kedutaannya dari Jakarta ke IKN Nusantara, Turki juga bisa berinvestasi di berbagai program pembangunan IKN Nusantara," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menekankan, hubungan perdagangan Indonesia - Turki yang sejauh ini sudah berjalan baik harus terus dijaga dan ditingkatkan. Nilai perdagangan kedua negara pada periode Januari hingga November 2021 tercatat mencapai US$ 1,83 miliar.
Surplus pada Indonesia mencapai US$ 1,09 miliar. Indonesia menjadi urutan ke-3 mitra dagang Turki dengan ASEAN (2020). Di posisi pertama ditempati Malaysia dengan total transaksi mencapai US$ 2,37 miliar. Kedua, Vietnam sebesar US$ 1,61 miliar, dan ketiga Indonesia mencapai US$ 1,32 miliar.
"Karenanya pembentukan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA) sangat instrumental. Terutama dalam membantu tercapainya target perdagangan bilateral sebesar USD 10 miliar pada tahun 2023. IT-CEPA didasari penandatanganan Pernyataan Bersama Menteri atas Peluncuran IT-CEPA dalam kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Turki pada 5-6 Juli 2017," pungkas Bamsoet.
(akn/ega)