Rosa Lahirkan Anak Betina, Badak Sumatera TN Way Kambas Jadi 8 Ekor

Rosa Lahirkan Anak Betina, Badak Sumatera TN Way Kambas Jadi 8 Ekor

Atta Kharisma - detikNews
Senin, 28 Mar 2022 15:43 WIB
Badak Rosa Lahirkan Anak Betina
Foto: KLHK
Jakarta -

Presidensi G20 Indonesia diwarnai kejutan yang tidak terduga. Seekor badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Rosa melahirkan anak berjenis kelamin betina di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Provinsi Lampung.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno menyampaikan anak badak Sumatera yang lahir pada Kamis (24/3) pukul 11.44 WIB ini merupakan hasil perkawinan badak jantan bernama Andatu dan badak betina bernama Rosa. Kelahiran anak badak Rosa ini menambah jumlah badak yang berada di dalam SRS TNWK menjadi delapan ekor.

Selain badak Rosa, badak lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelahiran Badak Sumatera ini merupakan sebuah kabar gembira di tengah upaya Pemerintah Indonesia dan mitra kerja meningkatkan populasi badak Sumatera," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/3/2022).

Ia menyampaikan terima kasih yang mendalam atas kerja tim dokter hewan dan para perawat yang terus-menerus mengawasi perkembangan kehamilan badak Rosa hingga perawatan pasca persalinannya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan keterangan Ketua Tim Dokter Hewan SRS TNWK drh. Zulfi Arsan, Rosa mulai menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan sekitar pukul 09.00 WIB. Proses kelahirannya sendiri berlangsung selama hampir 3 jam hingga bayi badak lahir.

Seluruh proses melahirkan serta kesehatan induk dan anak pasca kelahiran diawasi oleh tim dokter hewan SRS TNWK dari Yayasan Badak Indonesia (YABI) yang terdiri dari drh. Ni Made Ferawati, drh. Aprilia Widyawati, dan drh. Vidi Saputra, di bawah koordinasi drh. Zulfi Arsan.

Dalam membantu persalinan Rosa hingga penanganan pasca persalinan, tim dokter hewan SRS TNWK dibantu oleh para perawat satwa yang terdiri dari Sugiyanto, Soca Adi Fatoni, dan Lamijo. Tak hanya itu, tim dokter hewan yang terdiri dari drh. Dedi Candra dari Ditjen KSDAE, Kementerian LHK, drh. Diah Esti Anggraini dari Rumah Sakit Gajah Balai TNWK dan drh. Bongot Huaso Mulia dari Taman Safari Indonesia juga terlibat dalam tim tindakan siaga persalinan dan perawatan pasca persalinan Rosa.

Dukungan dari dunia internasional juga didapatkan dengan hadirnya drh. Scott Citino dari White Oak Conservation serta perawat satwa senior Paul Reinhart dari Cincinnati Zoo, Amerika Serikat untuk membantu tim dokter hewan SRS TNWK, apabila diperlukan, seperti pada kelahiran Andatu dan Delilah. Pakar Reproduksi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Dr. drh. Muhammad Agil, MSc.Agr juga terlibat dalam mendukung tindakan siaga persalinan ini.

Zulfi Arsan menerangkan selama kehamilan badak Rosa mendapatkan pemberian tambahan hormon penguat janin hingga menjelang masa melahirkan. Pemeriksaan kesehatan kehamilan juga dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat Ultrasonografi (USG).

Selain itu, pemberian pakan yang baik dan cukup, serta pemantauan perilaku juga dilakukan untuk mendukung kehamilan ini.

Kepala Balai TNWK Kuswandono menjelaskan enam tahun yang lalu, SRS TNWK menjadi tempat kelahiran Delilah, badak betina adik dari Andatu. Sebelumnya, Andatu lahir di SRS TNWK pada tanggal 23 Juni 2012.

Badak Andatu merupakan badak Sumatera pertama di Asia yang lahir dalam penangkaran selang 124 tahun sejak kelahiran anak badak Sumatera terakhir di Calcutta Zoo, India. Andatu lahir dari hasil perkawinan badak jantan Andalas dan induk Ratu.

Lahirnya anak badak Sumatera hasil perkawinan Andatu dan Rosa menunjukkan program SRS TNWK telah sukses menghasilkan keturunan badak Sumatera.

"Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas adalah satu-satunya tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara alami dengan dukungan teknologi serta kolaborasi keahlian, baik dari dalam dan luar negeri. SRS TNWK yang diresmikan pada tahun 1998 merupakan program kerja sama antara Balai TNWK KLHK dengan YABI untuk menghasilkan anak badak Sumatera sebanyak-banyaknya, sesuai kondisi yang aman untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak Sumatera yang kini terancam punah," papar Kuswandono.

Baca Selanjutnya, Penantian Panjang Rosa >>>

Sejak tahun 2004, badak Rosa sering muncul di jalan, kebun, kampung dan bertemu dengan kendaraan serta manusia di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Perilaku badak Rosa yang tidak takut manusia ini berpotensi mengancam keselamatannya, serta kemungkinan terjangkit penyakit dari hewan ternak.

Sehingga, diputuskan bahwa badak Rosa perlu diselamatkan dan ditranslokasi. Badak Rosa pun mulai menempati SRS TNWK sejak 25 November 2005.

Program reproduksi badak Rosa sendiri menemui tantangan lantaran perilakunya yang lebih merasa aman saat dekat dengan manusia. Kurangnya intensitas perkawinan dan tidak hamil dalam waktu bertahun-tahun memicu munculnya fibroid rahim (myom).

Sejak dipindahkan ke SRS TNWK, badak Rosa baru bisa dikawinkan sekitar tahun 2015 dan mendapatkan kehamilan pertamanya pada tahun 2017. Tercatat, badak Rosa telah mengalami 8 kali keguguran sejak pertama hamil sampai tahun 2020.

Kelahiran kali ini merupakan hasil dari kehamilan badak Rosa yang kesembilan. Dengan masa kehamilan 476 hari, Rosa hamil dari Desember 2020 hingga Maret 2022.

Kelahiran anak badak sumatera ini menunjukkan kepada dunia kesuksesan upaya konservasi spesies mamalia besar.

"Dengan kelahiran anak badak Rosa di SRS TNWK ini, kita menaruh harapan untuk dapat terus mendapat kabar bahagia dari kelahiran-kelahiran badak sumatera lainnya di masa depan," pungkas Wiratno.

Menteri LHK Siti Nurbaya menghargai langkah-langkah dan kepemimpinan lapangan Dirjen KSDAE Wiratno yang terus berkomitmen menjaga dan mengelola secara lestari keanekaragaman hayati demi kepentingan nasional dan dunia, masa kini dan mendatang. Kementerian LHK melalui Ditjen KSDAE terus menerus berusaha untuk menjaga habitat dan keragaman hayati satwa liar.

Publik telah menyaksikan kelahiran lima ekor anak Badak jawa di habitat alaminya di TN Ujung Kulon pada tahun 2021. Demikian pula dengan perkembangan populasi elang Jawa dan jalak Bali yang didukung penegakan hukum, pemantauan oleh pecinta burung dan penangkaran jalak Bali, serta upaya restocking dan pembinaan populasi di habitatnya membuat populasi satwa ini meningkat.

Terutama jalak Bali yang populasi di alam nya pada tahun 2001 hanya 6 individu. Setelah ada intervensi manajemen konservasi ex-situ dan in-situ pada tahun 2021, total burung jalak Bali sudah mencapai 394 individu di TN Bali Barat.

Sementara untuk populasi elang Jawa pada tahun 2020 berdasarkan kajian yang dilakukan Ditjen KSDAE terdapat sekitar 137-188 pasang elang Jawa, dengan perkiraan sebanyak 600 - 900 elang Jawa tersebar di 22 lanskap hutan lindung dan kawasan konservasi di Pulau Jawa. Hal ini menjadi bukti bahwa ekosistem wildlife di Indonesia semakin membaik.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads