Misteri Keberadaan The Doodler, Pembunuh Berantai yang Gambar Korbannya

Hitamnya Hitam

Misteri Keberadaan The Doodler, Pembunuh Berantai yang Gambar Korbannya

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 27 Mar 2022 17:50 WIB
A pair of sketches of a suspect in the
Foto: Sketsa the Doodler (SFPD/Handout via REUTERS)
Jakarta -

Seorang pembunuh yang dijuluki sebagai The Doodler telah membunuh para pria gay di tahun 70-an di Amerika Serikat. Ia dijuluki The Doodler karena ia lebih dulu membuat sketsa korbannya sebelum membunuh.

Dilansir dari Reuters, dalam kasus ini, lima pria kulit putih penyuka sesama jenis diyakini dibunuh antara Januari 1974 hingga Juni 1975. Mereka adalah pria gay yang tergabung di komunitas gay San Fancisco.

Semua korban mengalami luka tusukan di dada dan punggung bagian atas. Hasil pemeriksaan menemukan fakta bahwa luka-luka korban berasal dari senjata yang sama. Dua pria lainnya yang diserang pelaku pada Juli 1975, berhasil selamat dan juga diyakini menjadi korban dari pelaku yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Sebelum melakukan pembunuhan, si pelaku menggambar dulu korbannya. Oleh karena itu ia dijuluki The Doodler.

Polisi pun merilis sketsa tersangka beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu. Mereka berulang kali menanyai satu orang. Tapi Doodler tidak pernah tertangkap.

Lebih dari 40 tahun kemudian, Departemen Kepolisian San Francisco semakin yakin dengan ciri-ciri tersangka.

Dilansir dari CNN, seorang ahli sketsa polisi telah memperbarui sketsa The Doodler. Sketsa ini pun terus disebar.

"Kasus ini membuat khawatir komunitas gay di San Francisco (saat itu)," ujar Komandan Greg McEachern pada tahun 2019.

"Ada banyak pertanyaan soal mengapa pria-pria gay yang menjadi target," imbuhnya.


Imbalan Bagi Pemburu The Doodler

Kepolisian San Francisco, AS menawarkan imbalan US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar) bagi para pemburu The Doodler. Selain mengumumkan imbalan, polisi juga merilis sebuah rekaman audio dari panggilan anonim pada 27 Januari 1974. Panggilan telepon itu melaporkan temuan jenazah di dekat Ocean Beach di Bay Area. Si penelepon yang enggan menyebut identitasnya, belum pernah diminta keterangan oleh polisi saat itu.

Sebagai upaya membantu perburuan, Kepolisian San Francisco juga merilis sketsa wajah versi terbaru dari pembunuh berantai ini. Sketsa wajah terbaru itu menyesuaikan penampilan pelaku 40 tahun kemudian, dengan wajah lebih tua dari sketsa wajah yang dirilis tahun 1975 silam.

Kepolisian San Francisco menyatakan pihaknya juga ingin berkomunikasi dengan seorang psikiater dari wilayah Bay Area, yang diperkirakan memiliki nama belakang 'Priest'. Psikiater tersebut diyakini pernah merawat pelaku pada saat itu.

Perburuan baru terhadap pembunuh berantai 'Doodler' ini diumumkan setelah penangkapan tersangka kasus pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan di California yang sudah sejak lama mengendap. Pelaku yang dijuluki 'Golden State Killer' yang ternyata seorang mantan polisi bernama Joseph James DeAngelo (73) itu, ditangkap pada April tahun 2018.

Pelaku berhasil ditemukan berkat analisis bukti DNA di tempat kejadian perkara (TKP) dengan informasi genetik pada situs silsilah komersial, yang berujung temuan keterkaitan keluarga pelaku. Untuk kasus pembunuh berantai 'Doodler', McEachern menyatakan bukti DNA telah diajukan untuk diperiksa dan dianalisis, namun hasilnya belum dirilis.

Hingga hari ini The Doodler masih diburu.

Simak juga 'Ngeri! Ribuan Tulang Ditemukan di Rumah Pembunuh Berantai Meksiko':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads