Dunia akan terus mengenal sosok Doris Payne sebagai pencuri legendaris yang terus mencuri di usia senjanya. Perempuan menjadi pencuri pemata legendaris.
Dilansir dari LAtimes, Payne lahir pada 1930 di kota pertambangan batu bara kecil Slab Fork. Dia mencuri berlian pertama kali di penghujung usia 20-an. Awalnya dia berharap dapat mengumpulkan uang untuk membantu ibunya yang ditinggalkan oleh suaminya yang berperilaku kasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mencuri permata, seorang nenek ditangkap |
Payne mengaku tidak ingat berapa banyak barang berharga yang telah dicuri. Tetapi karirnya tersebut telah berlangsung lebih 5 dekade. Dia melakukan aksinya dari New York, Las Vegas, London, Paris, Monte Carlo hingga Tokyo.
"Sasaran saya selalu toko-toko terbaik," kata Payne seperti dikutip dari LAtimes.com.
Dalam menjalankan aksinya, dia erbaur dengan para pengunjung dan membual tentang berbagai hal. Lantas dia mengambil berlian dan memasukan ke kantong pakaian yang dikenakannya. Payne mengalihkan perhatian staf penjualan ketika mencoba berbagai cincin. Dan ketika mereka tidak melihat slip cincin dari jarinya dia akan memasukan cincin ke baju.
Pada satu waktu, aksi Payne dibantu alat untuk mengecoh kamera keamanan toko. Tapi kadang-kadang akan mengambil di toko pada hari lain. Kisah hidupnya telah menarik sineas untuk dijadikan film Hollywood dan kisahnya diangkat menjadi film.
Bagaimana cara Payne mencuri? Silakan klik halaman selanjutnya.
Simak juga 'Pria di Makassar Nyaris Diamuk Massa Usai Curi HP Tetangga':
Payne Si Gesit
Payne juga termasuk pencuri yang sangat gesit. Seperti dilansir New York Post, dia pernah melakukan pencurian yang cepat dengan menyelipkan cincin berlian kuning bernilai ribuan ke jari tengahnya.
Itu adalah yang terakhir dalam aksi pencurian di empat kota selama lima hari di mana dia juga pergi dengan jam tangan $55.000 di Van Cleef & Arpels dan beberapa berlian dan zamrud dari Garrard & Co, sebuah toko perhiasan London.
Payne pun tertangkap pada Juni 2011 saat mencuri cincin senilai US$ 16 ribu atau sekitar Rp 155 juta dari sebuah toko perhiasan Santa Monica, Los Angeles, Amerika Serikat.
Saat usianya sudah 88 tahun, dia pun mengakui semua kesalahannya.