Warga Keluhkan Proyek Jembatan Mangkrak 3 Tahun, Pemkab Muba Beri Penjelasan

Warga Keluhkan Proyek Jembatan Mangkrak 3 Tahun, Pemkab Muba Beri Penjelasan

M Syahbana - detikNews
Sabtu, 26 Mar 2022 16:54 WIB
Warga di Muba, Sumsel, keluhkan proyek jembatan 3 tahun tak kunjung tuntas (M Syahbana-detikcom)
Warga di Muba, Sumsel, mengeluhkan proyek jembatan 3 tahun tak kunjung tuntas (M Syahbana/detikcom)
Musi Banyuasin -

Warga Desa Rantau Keroya (Rako) di Musi Banyuasin (Muba) mengeluhkan proyek jembatan ke desa mereka yang mangkrak 3 tahun. Pemkab Muba mengatakan proyek itu sebenarnya masih berjalan.

"Pembangunannya tidak ada masalah, itu dibangun secara bertahap karena menyangkut anggaran. Pembangunannya masih berjalan," kata Camat Lais Muba, Demoon Hardian Eka Suzza, kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).

Dia mengatakan Pemkab Muba telah menganggarkan Rp 17 miliar untuk kelanjutan proyek itu pada tahun ini. Dia berharap proyek tersebut bisa tuntas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun ini sudah dianggarkan Rp 17 miliar oleh PUPR untuk pembangunan jembatan tersebut," ujarnya.

DPRD Muba juga membenarkan soal pengajuan anggaran pembangunan jembatan tersebut. DPRD menyatakan anggaran yang diajukan sudah disetujui dan tinggal menunggu eksekusi.

ADVERTISEMENT

"Iya betul, memang ada pengajuan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Komisi III yang memprosesnya. Pengajuan anggaran itu juga sudah disetujui di anggarkan di tahun ini, tapi untuk nilainya secara detail akan kita cross-check lagi," ujar Ketua DPRD Muba, Sugondo.

Desa Rantau Keroya (Rako) saat ini tak dapat dijangkau via jalur darat. Desa yang memiliki tiga perkampungan dengan jumlah penduduk lebih dari 3.000 orang itu juga tidak memiliki jaringan internet, puskesmas, dan sekolah menengah atas (SMA).

Desa tersebut berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat Kota Sekayu, Muba, dan sekitar 120 kilometer dari Palembang.

"Di sini belum ada SMA, itu sudah lama. Di sini baru ada SD dan SMP. Tidak sedikit warga yang terpaksa putus sekolah karena tidak mampu untuk bersekolah di luar," kata Kepala Dusun (Kadus) Kampung 2 Rantau Keroya, Herlandi, Kamis (24/3).

Dia mengatakan pemerintah setempat telah memulai proyek jembatan penghubung untuk menuju ke desa tersebut. Namun, katanya, proyek yang dimulai sejak 2019 itu tak kunjung rampung.

"Memang ada katanya mau bangun jembatan tapi setop sampai sekarang belum selesai, tak tahu apakah ada kendala atau mungkin dananya dikorupsi. Soalnya, kan bupati kami kemarin (Dodi Reza Alex Noerdin) ditahan karena kasus suap infrastruktur. Kami sangat berharap jembatan itu cepat selesai," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Untuk jaringan internet, sambungan listrik yang belum sampai di kampung 3 dan puskesmas, itu juga harapan kami semuanya bisa ada di sini," sambungnya.

Dia mengatakan satu dari tiga perkampungan di sana belum mendapat aliran listrik. Sementara itu, katanya, listrik di dua perkampungan lain sering mati mendadak.

"Kalau sakit warga di sini biasa beli obat warung atau berobat ke gatot (bidan kampung). Puskesmas memang belum ada di sini," ujarnya.

"Kalau sakitnya parah ya mau tidak mau harus mempersiapkan uang Rp 500 ribu untuk sewa speedboat ke Desa Petaling. Di Desa Petaling nanti, baru sewa lagi ojek motor, ongkosnya Rp 25 ribu untuk menuju ke puskesmas di Lais. Seperti itulah risiko kami di sini. Ya mau bagaimana lagi, kami hanya bisa berdoa kepada Yang Mahakuasa untuk selalu diberi kesehatan," sambung Erlan.

Halaman 3 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads