Melihat Desa Terisolir di Muba Sumsel, Berharap Pembangunan dari Pemerintah

Melihat Desa Terisolir di Muba Sumsel, Berharap Pembangunan dari Pemerintah

Prima Syahbana - detikNews
Jumat, 25 Mar 2022 02:52 WIB
Sebuah desa di pelosok Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan yang terisolir dan berharap perhatian pemerintah.
Foto: Prima/detikcom
Jakarta -

Sebuah desa di pelosok Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) yang terisolir dan berharap perhatian pemerintah. Selain tak dapat dijangkau via jalur darat, desa yang berada di pinggir Sungai Musi tersebut hingga kini tidak memiliki jaringan internet dan puskesmas.

Desa bernama Rantau Keroya (Rako) yang berada di Kecamatan Lais, Muba tersebut memiliki jarak tempuh sekitar 60 kilometer dari pusat kota Sekayu, Muba dan sekitar 120 kilometer dari kota Palembang.

Pantauan detikcom, desa tersebut terdiri dari 3 perkampungan. 2 Kampung diantaranya berada di pinggiran sungai musi, sedangkan 1 kampung lainnya berada di daratan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di desa yang berpenduduk 3.000 lebih itu tidak sedikit remaja yang terpaksa harus putus sekolah hanya di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Hal itu dikarenakan di desa yang tak dapat dijangkau via jalur darat itu belum ada sekolah menengah atas (SMA).

"Disini belum ada SMA, itu sudah lama. Di sini baru ada SD dan SMP. Tidak sedikit warga yang terpaksa putus sekolah karena tidak mampu untuk bersekolah di luar," kata Kepala Dusun (Kadus) Kampung 2 Rantau Keroya, Herlandi kepada detikcom, Kamis (24/3/2022).

ADVERTISEMENT

Jika pun ada, kata dia, tentu yang mampu menempuh jenjang pendidikan tersebut merupakan siswa dari kalangan orang mampu.

"Kalau warga dari kalangan orang berada mungkin sanggup untuk tiap hari naik ketek (perahu) ke sekolah SMA di desa Petaling, malah ada juga beberapa warga yang memilih untuk mengekoskan anaknya disana, itu bagi yang mampu," ungkap pria yang keseharian mnya biasa di sapa Erlan itu.

Meski demikian, warga di sana terlihat tetap hidup rukun dan berusaha untuk tetap bertahan hidup dengan bekerja sebagai petani maupun nelayan.

Bahkan, sejumlah warga Rako yang menginginkan perubahan pada kehidupannya ternyata kebanyakan lebih memilih merantau demi kehidupan yang lebih baik.

"Ya kalau mau hidup ada perubahan ya harus merantau, seperti jadi pekerja atau buruh di PT PT, kebanyakan yang begitu," terang Erlan.

Erlan mengaku, tak hanya satu atau dua kali warga dan pemerintah desa Rako mencoba menyampaikan keluhannya kepada pemerintah. Namun sayangnya, hingga kini perjuangan mereka belum membuahkan hasil.

"Kami dari pemerintah desa bersama warga sudah mengajukanannya, tapi ya seperti inilah fakta di sini, jadi warga disini dengan terpaksa hanya bisa menikmati apa yang ada sekarang ini, terpaksa karena sudah terbiasa," imbuh Erlan.

Lihat juga video 'Pertamina-KLHK Manfaatkan Panel Surya di Program Desa Energi Berdikari':

[Gambas:Video 20detik]



Tak hanya keluhan tentang pendidikan, Erlan pun mengungkapkan, tidak adanya akses jalur darat dan tidak adanya koneksi internet juga bukan menjadi masalah yang sepeleh bagi warga di Rako.

"Kalau soal sekolah itu sudah pasti, tapi jalan darat yang tidak ada yang membuat kami susah keluar dari sini. Kalau mau lihat perkembangan dunia ini kami juga tidak bisa menikmati yang namanya internet. Kalaupun bisa itupun harus ke sungai dan tempatnya jauh dari jangkauan dan di sana sinyalnya juga ilang-ilangan," katanya.


Belakangan, Pemerintah berencana akan membangun jembatan penghubung untuk menuju ke desa tersebut. Akan tetapi, sejak tahun 2019 mulai di bangun jembatan itu tak kunjung rampung dan dikabarkan pembangunan jembatan itu pun terhenti.

"Memang ada katanya mau bangun jembatan tapi stop sampai sekarang belum selesai, tak tahu apakah ada kendala atau mungkin dananya di korupsi, soalnya kan Bupati kami kemarin (Dodi Reza Alex Noerdin) di tahan karena kasus suap infrastruktur. Kami sangat berharap jembatan itu cepat selesai," jelasnya.

"Untuk jaringan internet, sambungan listrik yang belum sampai di kampung 3 dan puskesmas, itu juga harapan kami semuanya bisa ada di sini," harap dia.

Halaman 2 dari 2
(aik/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads