Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan sebanyak 23 warga negara Indonesia (WNI) memilih tetap tinggal di Ukraina. Kemlu menyebutkan saat ini mereka dalam kondisi aman.
"Jadi untuk 23 WNI kita yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina, mayoritas ini adalah perempuan WNI dan anak-anaknya yang memiliki suami atau ayah warga negara Ukraina," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha saat jumpa pers virtual, Kamis (24/3/2022).
Judha mengatakan perempuan WNI dan anak-anaknya memilih tinggal di Ukraina karena laki-laki dewasa harus ikut wajib militer. Oleh sebab itu, kata dia, para WNI yang menjadi istri dan anaknya itu memilih tetap tinggal bersama keluarganya di Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita pahami bahwa sesuai dengan aturan yang ada di Ukraina, laki-laki dewasa usia 18-60 tahun dilarang keluar Ukraina karena ada wajib militer, itu pilihan dari warga negara kita untuk tetap tinggal bersama keluarganya di Ukraina," kata dia.
Para WNI itu, kata Judha, tersebar di berbagai wilayah. Ada juga yang WNI yang tetap tinggal di Ibu Kota Ukraina, Kiev.
"Untuk sebarannya kami dapat kami sampaikan di sini ada yang tinggal di Luhansk, ada yang tinggal di Odessa, di Lviv, ada yang di Kiev juga, di Mykolaiv dan Kherson serta ada juga yang Dnipro. Jadi sebenarnya cukup banyak," sebutnya.
Kondisi 23 WNI Aman
Judha mengatakan KBRI Kiev terus memantau kondisi para WNI itu. Mereka saat ini disebut dalam kondisi aman.
"Nah, dalam konteks ini, KBRI Kiev tetap memonitor kondisi mereka, kami pun ada di dalam WhatsApp group antara KBRI dan juga teman-teman-teman WNI yang ada di sana," sebutnya.
"Kondisi mereka alhamdulillah sampai saat ini aman dan selamat. Tapi kita tentu monitor kondisi mereka dan kita berikan bantuan yang diberikan," katanya.
Sebelumnya, Judha mengungkapkan bahwa sebanyak 12 WNI telah pulang ke Indonesia pada tanggal 21 Maret sehingga total WNI yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 133 orang.
"Alhamdulillah pada tanggal 21 Maret yang lalu 12 warga negara Indonesia," ujarnya.
(lir/imk)