Menkes Ungkap RI Tak Alami Lonjakan Subvarian Omicron BA.2: Kekebalan Tinggi

Menkes Ungkap RI Tak Alami Lonjakan Subvarian Omicron BA.2: Kekebalan Tinggi

Nahda Rizki Utami - detikNews
Rabu, 23 Mar 2022 18:34 WIB
Menkes Budi Budi Gunadi Sadikin di UGM, Sleman, Kamis (17/3/2022).
Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom
Jakarta -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berbicara soal subvarian baru Omicron atau BA.2. Budi mengatakan Indonesia tidak mengalami lonjakan subvarian tersebut akibat kekebalan yang tinggi.

"Nah daerah-daerah atau negara-negara di Eropa, Inggris, Belanda, Swedia, Hong Kong, dan China itu karena BA.2, jadi buat teman-teman yang perlu dipahami adalah lonjakan yang sangat tinggi itu sangat ditentukan oleh ada varian baru," kata Budi kepada wartawan usai rapat di kompleks parlemen, Rabu (23/3/2022).

Budi menyebutkan BA.2 bukan merupakan varian baru, tapi subvarian baru dari varian Omicron. Omicron sendiri mempunyai tiga subvarian, yaitu BA.1, BA.1.1, dan BA.2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sebenarnya bukan varian baru, tapi sub varian baru dia anaknya Omicron. Kalau varian baru kan Alpha, Beta, Delta, Omicron itu kan varian. Nah Omicron itu ada 3 subvarian. BA.1, BA1.1 dan BA.2," jelas Budi.

Budi mengatakan varian baru sangat menentukan terjadinya lonjakan kasus. Saat itu, kasus di Indonesia sempat naik karena adanya varian baru.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita Juli naik, ya walaupun itu juga ada lebaran saat itu, tapi penyebabnya adalah Delta karena kita naiknya di Februari bukan di Januari itu lebih disebabkan adanya varian baru, jadi varian baru sangat menentukan terjadinya lonjakan kasus," tutur Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan penyebab tidak naiknya kasus COVID-19 di Indonesia walaupun adanya subvarian baru. Menurut Budi, hal itu disebabkan kekebalan vaksinasi di Indonesia masih tinggi.

"Nah waktu BA.2 naik, kita lihat di kita kok tidak naik? Jadi ada 2 negara yang sudah banyak BA.2-nya, tapi tidak naik, yaitu India dan Indonesia. Belum ada penelitian yang 100 persen ilmiah, tapi dugaan kita adalah karena India dan Indonesia vaksinasinya cepatnya di bulan September, Oktober," jelas Budi.

"Jadi kekebalannya masih tinggi dan orang kita yang sudah tertular dan divaksinasi itu tinggi, punya antibodi. Antibodi kan asalnya either dari vaksinasi atau infeksi, jadi infection rate kita juga sudah tinggi," sambungnya.

(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads