Sesi debat umum atau debate general Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali memutuskan usulan jalan dialog terhadap konflik Ukraina dan Rusia. Usulan tersebut selanjutnya akan diajukan, dibahas, lalu disahkan dalam pleno atau dalam sesi drafting committee IPU.
"Kemudian akan diajukan ke pleno untuk pengesahan," ujar delegasi Indonesia dalam sesi debat umum IPU ke-144 Irine Yusiana Roba Puteri dalam keterangannya, Selasa (22/3/2022).
Sebagai informasi, drafting committee adalah forum untuk memformulasikan resolusi soal konflik Rusia-Ukraina yang ditelaah secara substantif maupun bahasa. Irine tidak menyebutkan secara detail kapan pleno tersebut akan digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irine mengatakan delegasi Selandia Baru dalam drafnya telah menyampaikan poin-poin seperti budaya kedamaian dan integritas kewilayahan. Hal itu, menurut Irine, sejalan dengan tujuan yang disampaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
"Delegasi Selandia Baru saat menyampaikan pidato bahkan menyampaikan bahwa poin mereka mengenai building the culture of peace, integritas teritori dan penghormatan atas hukum internasional telah dengan jelas dan elegan disampaikan Ibu Ketua DPR Puan Maharani," kata Irine.
Pada sesi debat umum itu, Puan menyebut Indonesia mampu memecah suara para delegasi. Menurutnya, hal itu lebih baik ketimbang memilih usulan Ukraina menaruh keberpihakan.
"Usulan Indonesia mampu memecah voting dan menghalangi adopsi secara aklamasi dari emergency item usulan Ukraina, yang dianggap sebagian pihak berat sebelah," ujar Puan.
Lebih lanjut, Puan menilai voting itu tidak menghasilkan pihak kalah ataupun menang. Sebab, kedua draf yang diajukan Indonesia dan Selandia Baru hanya ingin mewujudkan perdamaian dan membuka jalan dialog bagi Rusia dan Ukraina.
"Secara prinsipil ini bukan tentang menang atau kalah voting. Kedua emergency item mengedepankan prinsip budaya damai, penghormatan hukum internasional, territorial integrity dan aspek kemanusiaan sesuai semangat yang diusung Indonesia," terang Puan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seperti diketahui, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI mengajukan rancangan resolusi berupa dialog guna menengahi konflik Rusia dan Ukraina di forum IPU ke-144 di Bali. Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon menerangkan permohonan resolusi jalan dialog atas konflik tersebut ternyata juga diajukan oleh delegasi Selandia Baru.
Namun anggota forum IPU memutuskan permohonan Selandia Baru yang diterima dibandingkan dengan draf resolusi yang telah diajukan oleh DPR RI. Fadli mengungkapkan resolusi yang diajukan oleh Selandia Baru dirasa lebih moderat jika dibandingkan dengan resolusi yang sebelumnya diajukan Ukraina.
"Saya kira proposal dari New Zealand ini, jauh lebih moderat ketimbang yang tadinya di-support negara-negara Eropa Barat. Jadi kita menyaksikan ini proses demokrasi di IPU dan menurut saya ini adalah suatu hal yang baik. Indonesia tadi yang mendukung 300-an, yang mendukung mereka itu 500-an," kata Fadli kepada wartawan seusai general debate IPU ke-144 di Bali, Senin (21/3).
Fadli mengatakan forum tersebut tidak ingin menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ada hal yang lebih penting menurutnya, yakni membuka jalan dialog bagi Rusia dan Ukraina guna menengahi konflik yang sedang terjadi.
"Kita tidak ada target untuk menang-menangan. Target kita adalah untuk memoderasi, jadi secara target kita udah berhasil. Karena kita memoderasi apa yang telah dilakukan dari proposal sebelumnya yang sangat keras," papar Fadli Zon.
Simak Video 'Rusia Bombardir Mal di Kiev Karena Diduga Sembunyikan Misil Ukraina':