Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengajukan rancangan resolusi berupa dialog guna menengahi konflik Rusia dan Ukraina di forum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali. Lalu, bagaimana hasilnya?
Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon menerangkan draf resolusi yang ditawarkan Indonesia itu dibahas dalam sesi debat umum atau general debate yang digelar hari ini. Di mana, dalam forum tersebut sejumlah isu permasalahan global yang mendesak akan dibahas atau emergency item.
Dalam sesi tersebut delegasi dari 155 negara akan menentukan rancangan resolusi yang diajukan untuk ditindaklanjuti. Fadli menyebut parlemen Ukraina ternyata telah lebih dulu mengajukan draf resolusi atas konflik tersebut. Isinya, Ukraina meminta IPU untuk mengecam tindakan Rusia atas Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, tiba-tiba parlemen Ukraina mencabut permohonan tersebut. Selain itu, Fadli menilai draf usulan Ukraina berisiko menutup pintu dialog. Sebab, forum IPU bak menaruh keberpihakan.
"Pada beberapa waktu lalu, dari Ukraina yang didukung oleh negara-negara Eropa mengajukan satu resolusi dengan judul agresi Belarusia dan Rusia terhadap Ukraina. Dan memang draft resolusi itu cukup keras, memang satu pihak gitu ya," kata Fadli Zon kepada wartawan seusai general debate IPU ke-144 di Bali, Senin (21/3/2022).
Fadli menyebut permohonan resolusi jalan dialog atas konflik tersebut ternyata juga diajukan oleh delegasi Selandia Baru. Selanjutnya, anggota forum IPU memutuskan permohonan Selandia Baru yang diterima dibandingkan dengan draf resolusi yang telah diajukan oleh DPR RI.
Fadli mengungkapkan resolusi yang diajukan oleh Selandia Baru dirasa lebih moderat jika dibandingkan dengan resolusi yang sebelumnya diajukan Ukraina. Selain itu, dia menyebut resolusi yang diajukan Selandia Baru lebih banyak menuai suara peserta forum dibandingkan milik Indonesia.
"Saya kira proposal dari New Zealand ini, jauh lebih moderat ketimbang yang tadinya disupport negara-negara Eropa Barat. Jadi kita menyaksikan ini proses demokrasi di IPU dan menurut saya ini adalah suatu hal yang baik. Indonesia tadi yang mendukung 300-an, yang mendukung mereka itu 500-an," kata Fadli.
Lebih lanjut, Fadli menyebut forum tersebut tidak ingin menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ada hal yang lebih penting menurutnya yakni membuka jalan dialog bagi Rusia dan Ukraina guna menengahi konflik yang sedang terjadi.
"Kita tidak ada target untuk menang-menangan. Target kita adalah untuk memoderasi, jadi secara target kita udah berhasil. Karena kita memoderasi apa yang telah dilakukan dari proposal sebelumnya yang sangat keras," papar Fadli Zon.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana menyebut misi Indonesia dalam forum IPU untuk menciptakan resolusi yang tidak berpihak telah tercapai. Dia menyampaikan terciptanya perdamaian di Ukraina menjadi poin utama.
"Bahwa esensi sangat mengutuk keras, tetapi pada prinsipnya titik temu utama dan kita sudah berhasil memoderasikan. Sudah disampaikan bahwa isu utamanya adalah kita ingin betul-betul terwujudnya perdamaian dan kedamaian di Ukraina," terang Putu.