TB Hasanuddin soal Jenderal Andika Kecewa Berat: Salah Taktik Fatal

Matius Alfons - detikNews
Senin, 21 Mar 2022 17:54 WIB
TB Hasanuddin (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kecewa berat terhadap Komandan kompi (danki) di Distrik Gome, Puncak, Papua, gegara gugurnya 3 prajurit TNI yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB). Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menyebut salah taktik memang bisa berakibat fatal.

"Peran komandan peleton dan komandan kompi dalam operasi lawan gerilya seperti di Papua itu sangat penting, karena mereka sangat dekat dengan prajurit dan memimpin langsung prajurit di lapangan sehingga dia harus paham betul taktik dan strategi di lapangan dalam menghadapi operasi gerilya," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Senin (21/3/2022).

"Salah menempatkan taktik, salah menempatkan posisi pos depan akan berakibat fatal, sehingga dibutuhkan kecepatan, ketangkasan, profesionalisme dari seorang perwira yang notabene mereka dilatih untuk itu, menjadi komandan peleton atau komandan kompi," lanjutnya.

TB Hasanuddin lantas berbicara terkait olah yuda atau olah taktik dan strategi yang dilakukan komandan peleton atau komandan kompi. Menurutnya, jika ada kesalahan dalam olah yuda, wajar jika komandan peleton atau komandan kompi diadili mahkamah militer.

"Kesalahan dalam olah yuda, olah yuda itu artinya mengolah taktik dan strategi, itu di lapangan atau kelalaian, itu sah-sah saja seorang komandan peleton atau komandan kompi itu dibawa ke mahkamah militer. Dia harus bertanggung jawab, mengapa? Misalnya menempatkan posnya di sana, padahal itu tidak tepat dari sisi taktik," ucapnya.

Terlebih, kata TB Hasanuddin, ternyata penempatan pos di Distrik Gome, Puncak, Papua tidak sesuai dengan taktik hingga disergap gerombolan KKB. Menurutnya kesalahan itulah yang harus disidik oleh mahkamah militer.

"Kalau saya dapat informasi bahwa penempatan pos itu tidak sesuai dengan taktik, ketentuan yang berlaku, nah sehingga mudah untuk disergap oleh gerombolan. Mengapa menempatkannya itu salah? Itu nanti perlu dilakukan penyidikan, dan kalau ada kesalahan dibawa ke mahkamah militer. Itu yang saya tangkap dari penjelasan Panglima TNI," ujarnya.

"Misalnya di satu titik, kemudian ini ada titik-titik ini di mana sebetulnya pos yang paling tepat itu seharusnya memiliki kemampuan untuk menganalisanya. Jangan salah, misalnya menempatkannya di titik tertentu hanya untuk kepentingan tertentu. Itu ndak boleh. Kalau menurut strategi dan taktiknya pos kita harus di sini tempatnya yang bagus, ya lakukan itu. Jangan mencari titik tempat ya untuk kompatibel, mungkin di situ ada tujuan tertentu dan sebagainya," lanjutnya.

Simak video 'Panglima TNI Marah, Kebohongan Danki Bikin 3 Prajurit TNI di Papua Gugur':



Simak selengkapnya tanggapan TB Hasanuddin di halaman berikutnya.




(maa/gbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork