PKL di Pasar Rangkasbitung Enggan Direlokasi, Khawatir Akan Sepi Pembeli

PKL di Pasar Rangkasbitung Enggan Direlokasi, Khawatir Akan Sepi Pembeli

Fathul Rizkoh - detikNews
Senin, 21 Mar 2022 14:27 WIB
PKL di Pasar Rangkasbitung
PKL di Pasar Rangkasbitung (Fathul Rizkoh/detikcom)
Lebak -

Sebanyak 60 lapak pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Rangkabitung, Lebak, enggan direlokasi. Alasannya, tidak ada kepastian tempat bagi para pedagang, terlebih saat ini menjelang bulan suci Ramadhan.

PKL yang akan direlokasi berada di sepanjang Jalan Sunan Kalijaya tepatnya mulai dari Terminal Kalijaga hingga di depan Gereja Bethel Indonesia. Mereka akan direlokasi lantaran situasi pasar yang semrawut.

Pantauan detikcom di lokasi, Senin (21/3/2022) sejumlah petugas gabungan terlihat turun ke lapangan. Petugas menandakan lapak para PKL dengan memberi tanda silang berwarna kuning.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenernya nggak setuju, sehari-hari kan dari jualan. Sudah lama banget jualan di sini. Apalagi mau puasa, kecuali udah lewat puasa. Terus gimana untuk bekal puasa?" ucap salah satu pedagang Sinta, kepada awak media di lokasi.

Menurut Sinta, rencana relokasi sudah ada sejak awal tahun 2020. Bahkan kabar yang beredar di antara para pedagang menyatakan lokasi untuk relokasi berada di Terminal Cileuweung atau dekat Mapolres Lebak. Namun kabar tersebut belum bisa dibenarkan lantaran fasilitas di sana dianggap belum memadai.

ADVERTISEMENT

Selain fasilitas, menurutnya, lokasi untuk merelokasi pedagang tidak strategis sehingga tidak ada pembeli yang akan datang.

"Ditandain katanya mau dipindahin gitu yah. Kalau mah mau dibongkar, harusnya ada kepastian tempat yang lebih layak. Ini mah dibongkar-bongkar aja tapi nggak tahu mau dikemanain. Katanya mau dipindahin ke Ona (Terminal Cileuweung), tapi di sana siapa yang mau beli? Di sana nggak strategis," tuturnya.

Dia mengaku kecewa terhadap rencana relokasi ini. Padahal para pedagang sudah mengeluarkan sejumlah uang setiap bulan untuk menyewa lapak.

"Besok harus dikosongkan. Saya kan juga bayar ke yang punya lahan atau lapak, sebulan itu Rp 1 juta. Per hari juga ada tarikan dua kali, siang Rp 4.000, malam Rp 4.000, kebersihan Rp 2.000," katanya.

Lihat juga video 'PKL Kulon Progo Curhat Imbas Naiknya Harga Minyak Goreng: Semua Ngeluh!':

[Gambas:Video 20detik]



Pedagang lainnya, Andi, mengaku enggan direlokasi lantaran baru memperpanjang sewa lapak untuk empat bulan ke depan. Dia sengaja memperpanjang sewa lapak lantaran akan memasuki bulan suci Ramadhan.

"Haduh bingung, ini baru diperpanjang, masa mau dipindah," kata Andi.

"Nggak bisa diundur, besok harus kosong. Saya mah maunya mah habis lebaran saja relokasinya," tambahnya.

Menurut Andi, jika tempat relokasi belum jelas, dia lebih memilih menyewa tempat lain untuk berjualan.

"Kalau kayak gini, mending ngontrak tempat lain. Nggak tahu, bingung saya juga. Nggak ada pembelinya di sana mah," pungkasnya.

Cerita Dagang Semalaman Terima Rp 20 Ribu

Puluhan PKL di Pasar Rangkasbitung, Lebak, menolak direlokasi karena saat ini mereka mengalami penurunan penghasilan. Salah satu pedagang sayur, Baon. mengatakan dirinya berjualan dari pukul 01.00-06.00 WIB setiap harinya.

Jika sedang sepi pembeli, dia hanya mampu menjual sayur seharga Rp 20 ribu sehari. Sayur dagangannya yang sisa akan dijual keesokan harinya.

"Nggak mau direlokasi, di lapak yang ini aja lagi sepi pembelinya. Kemarin saya cuma dapat Rp 20 ribu itu hasil jualan semalaman," kata Baon.

Kata Baon, lapaknya menjadi salah satu dari puluhan lapak yang akan direlokasi. Dia mengaku mendapat informasi akan direlokasi di dalam Pasar Rangkasbitung. Namun, dirinya enggan direlokasi lantaran di dalam pasar tidak ada pembeli yang datang.

Puluhan PKL di Pasar Rangkasbitung, Lebak, aksi di depan Kantor Bupati Lebak. (Foto: Fathul Rizkoh/detikcom)Puluhan PKL di Pasar Rangkasbitung, Lebak, aksi di depan Kantor Bupati Lebak. (Foto: Fathul Rizkoh/detikcom)

"Di dalam pasar mah nggak ada orang. Gimana mau jualan kalau pembeli saja nggak ke dalam," tuturnya.

Selain tidak ada pembeli, menurutnya, lokasi untuk relokasi sangat tidak nyaman. Lapak para pedagang terlihat kotor dan sangat kumuh.

"Nggak mau di dalem mah kotor, bau. Nggak deh, nggak mau saya mah," ujarnya.

Senada, pedagang lainnya bernama Turiah mengaku mengalami kesulitan sejak pandemi COVID-19 tahun 2020. Sebelum pandemi dia bisa mendapat keuntungan Rp 250 ribu per hari. Namun, sekarang lapaknya semakin sepi dan hanya mampu menghasilkan keuntungan Rp 100-150 ribu per hari.

"Lapak saya kecil, tapi cuma dari situ saya bisa makan hari-hari," katanya.

Turiah pun berharap Pemerintah Kabupaten Lebak bisa mengkaji ulang rencana relokasi PKL di Pasar Rangkasbitung. Sehingga, para PKL tidak merasa dirugikan.

"Mohon kepada ibu Bupati, bisa pertimbangan lagi ibu. Kami lapak-lapak kecil yang untungnya nggak seberapa," pungkasnya.

Sakadar diketahui, sebanyak enam puluh lapak PKL di sepanjang jalan Sunan Kalijaga atau di sekitar Pasar Rangkasbitung, Lebak diberi tanda silang untuk direlokasi. PKL yang enggan direlokasi pun sedang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Lebak. Aksi berlangsung sejak pukul 14.00 WIB.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads