Hasil survei serologi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) telah diumumkan. Hasil survei itu menemukan 86,6 persen populasi Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19.
Survei tersebut diselenggarakan di 100 kota/kabupaten di Indonesia dengan total sampel 11.680 orang. Ternyata, di sejumlah wilayah, masih ditemukan populasi antibodi yang rendah.
"Ini tolong bupati tanggung jawablah pada rakyatnya kalau terkena parah," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan sejumlah daerah yang antibodinya masih rendah, di antaranya Jayawijaya, yang hanya menyentuh angka 45,6 persen.
"Tolong atensi. Kota Singkawang, Mamasa, Mamuju, Seram bagian Barat. Tapi paling rendah sekali Jayawijaya, yang ibu kotanya Wamena, ini terendah, 45,6 persen," ungkap Tito.
Tito juga mengaku sudah menegur Bupati Gowa dikarenakan hasil surveinya masih di bawah 80 persen. Ini artinya belum mencapai titik aman di 80 persen.
"Kemudian di slide 18 ini, biar paham. Mulai dari Grobogan sampai Makassar, hampir semua di atas 80 persen, kecuali Gowa. Saya sudah tegur Bupati Gowa, saya bilang, 'Itu Sulawesi yang kita teliti, tempat sampeyan masih 78,5 persen, artinya masih ada yang belum'," jelas Tito.
"Berikutnya lagi, halaman 19, Aceh Tenggara, Kupang, ada yang tinggi juga di atas 90 persen. Tanjung Jabung Timur, Kota Jambi, Muara Enim, Kota Palembang, Kota Bandar Lampung, Jogjakarta. Kemudian Kota Mataram 92 persen. Kupang. Tapi masih ada yang di bawah 80 persen, Aceh Tenggara, Agam, Mukomuko, ini tolong atensi ya," sambungnya.
Sementara itu, terkait hasil survei di sejumlah wilayah Sumatera Utara-Jawa Barat kebanyakan hasilnya di atas 80 persen. Bahkan wilayah Jakarta Barat mencapai 96,1 persen.
"Kalau kita lihat data estimasi ini semua di atas 80 persen, kecuali Bandung Barat 79,4 persen. Tapi ada yang tinggi juga, Kepulauan Seribu 96,1 persen, Jakarta Barat 96,1 persen. Artinya, kalau ada kumpul 100 orang, 96 itu sudah ada antibodi," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Diberitakan sebelumnya, pakar epidemiologi FKM UI Pandu Riono mengatakan survei itu menemukan 86,6 persen populasi Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19. Survei serologi ini dianggap penting karena menggambarkan secara akurat tingkat kekebalan yang dimiliki masyarakat terhadap COVID-19.
Kekebalan tersebut bisa diperoleh berkat cakupan vaksinasi.
"Ini jadi masukan yang sangat berharga dan Indonesia jadi salah satu negara di dunia yang memanfaatkan dasar imunitas penduduk untuk perencanaan pengendalian pandemi di masa datang," kata Pandu dalam konferensi pers di Kemendagri hari ini.
Tingkat antibodi paling tinggi dimiliki oleh orang yang sudah dua kali divaksinasi COVID-19. Selain itu, 73 persen penduduk yang belum divaksin ternyata sudah memiliki antibodi.
Dia menyebut, kelompok tersebut mendapat antibodi karena sudah terinfeksi COVID-19.
"Ini adalah mereka yang dapat (antibodi) dari infeksi. Baik yang mereka tahu atau tidak tahu sudah terinfeksi," kata salah satu peneliti, Iwan Ariawan.