Klaim Luhut soal Big Data Dukungan Tunda Pemilu Dilawan Puan

Klaim Luhut soal Big Data Dukungan Tunda Pemilu Dilawan Puan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 16 Mar 2022 08:02 WIB
Jakarta -

Meko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan memastikan dirinya betul-betul memiliki big data berkaitan dengan dukungan penundaan pemilu. Klaim Luhut pun sempat disanggah oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Klaim big data terkait keinginan rakyat soal penundaan pemilu awalnya disampaikan oleh Luhut saat mengikuti podcast #closethedoor di channel YouTube Deddy Corbuzier, seperti dilihat pada Jumat (11/3). Luhut mengklaim pihaknya memiliki big data aspirasi masyarakat terkait Pemilu 2024.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data itulah, Luhut menyebut masyarakat pada kelas menengah ke bawah menginginkan kondisi sosial ekonomi yang tenang. Mereka, kata dia, lebih menginginkan peningkatan ekonomi.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Luhut menekankan bahwa data tersebut betul-betul ada. Meski begitu, Luhut mengaku enggan jika diminta untuk membeberkan data tersebut ke publik,

"Ya pasti ada-lah, masak bohong. Ya janganlah, buat apa dibuka," kata Luhut.

Luhut tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai big data itu. Namun, menurutnya, teknologi saat ini sudah berkembang dengan pesat.

"Gini, sekarang teknologi itu sudah berkembang dengan pesat ya, jadi itu yang saya bisa bilang," kata dia.

Simak selengkapnya sanggahan Puan di halaman berikutnya.

Alasan Masyarakat Ingin Tunda Pemilu

Lebih lanjut, Luhut sempat mencoba menjelaskan alasan masyarakat dalam klaim big datanya ingin menunda pemilu. Luhut pun menjelaskan bahwa dia mendapat beberapa keluhan dari masyarakat mengenai pemilu.

"Alasan penundaan? Kan itu, saya tanya kamu apa alasan orang bikin Pak Jokowi turun, ada alasannya?" kata Luhut menjawab pertanyaan wartawan.

"Kalau saya, saya hanya melihat di bawah, saya kan udah sampaikan, kok rakyat itu nanya, yang saya tangkap ini ya, saya boleh benar boleh nggak benar, 'Sekarang kita tenang-tenang kok', yang kedua 'kenapa duit segitu besar' kan banyak tu mengenai pilpres mau dihabisin sekarang, 'mbok nanti loh, kita masih sibuk kok dengan COVID, keadaan masih begini' dan seterus-seterusnya, itu pertanyaan. 'Kenapa musti kita buru-buru?', 'kami capak juga dengan istilah kadrun lawan kadrun', kayak gitu, istilah yang dulu itu lah. Kita mau damai, itu aja sebenarnya," lanjut dia.

Puan Lawan Big Data Luhut

Mendengar kabar big data Luhut, Puan angkat bicara. Dia menekankan partainya juga punya big data.

"Kalau di PDI Perjuangan, kami punya data sendiri dan tidak termasuk dengan data yang disampaikan. Itu saja," kata Puan Maharani kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/3).

Dia mengatakan partainya juga memiliki big data terkait wacana penundaan pemilu tersebut. Namun dia tak menjelaskan lebih lanjut isi big data yang dimaksud.

"Dan data kami partai politik, big data juga," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(maa/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads