.webp)
Jembatan gantung yang putus di Desa Ciapus, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten, direncanakan bakal dibangun kembali. Tapi pembangunan menunggu hasil kajian pemerintah setempat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lebak Irvan Suyatufika mengatakan pihaknya telah menurunkan tim teknis untuk mengkaji konstruksi pada jembatan yang terputus itu.
"Besaran biaya kita harus menunggu tim teknis. Tim perencanaan masih di lapangan, belum ada laporan. Mereka juga akan mencari akses lain kalau ada. Jadi bisa kita sampaikan di dalam nota dinas kenapa jembatan harus dibangun, karena akses warga sudah tidak ada, kalau harus memutar jaraknya cukup jauh," kata Irvan kepada detikcom ditemui di kantornya, Selasa (15/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irvan menyebut jembatan itu mempunyai panjang 45 meter dan lebar 90 centimeter. Sejak jembatan dibangun pada 2013, tidak ada perawatan yang dilakukan sehingga besi pada rangka jembatan sudah berkarat dan ada yang keropos.
Irvan mengatakan jembatan itu terputus karena terjadi ketidakseimbangan beban. Kondisi jembatan yang sudah lapuk dipaksa menahan beban pada salah satu sisi jembatan hingga menyebabkan jembatan terputus.
"Memang kondisi jembatan yang sudah rusak, sudah hampir 10 tahun. Sudah banyak karat karena usia," tuturnya.
Irvan mengatakan jembatan gantung yang putus itu sebenarnya diperuntukkan untuk pejalan kaki. Namun ada saja pemotor yang melintas.
"Jembatan gantung untuk pejalan kaki kita rencanakan memang untuk pejalan kaki. Kalau pun roda dua hanya boleh satu-satu, kalau ada dua (motor) nanti goyang," jelasnya.
Untuk akses sementara, kata Irvan, warga tengah membuat jembatan bambu. Sementara pihaknya sendiri akan mempercepat pengajuan pembangunan kepada Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.
"Segera, setelah kita menerima disposisi apa yang harus kita tindak lanjuti. Nanti secara detail, kerangkanya seperti ini, fondasinya apa itu nanti kita ajukan," ujarnya.
Sebelumnya, jembatan gantung Lebak Nangka, Desa Ciapus, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten, terputus. Akibatnya, sejumlah siswa terjatuh ketika hendak berswafoto di jembatan tersebut.
Siswa yang terjatuh itu berasal dari SMPN 3 Satu Atap Cijaku, yang sebelumnya ditulis SMP 4 Cijaku. Kepala SMPN 3 Satu Atap Cijaku, Enong Jenab, membenarkan siswanya menjadi korban akibat jembatan putus.
Para siswa tengah melakukan salah satu rangkaian kegiatan perkemahan, yaitu hiking. Ada 53 siswa yang mengikuti perkemahan, 14 siswa di antaranya terjatuh ketika jembatan putus.
"Empat belas siswa jatuh ke sawah. Korban luka dan terkilir, dibawa ke sekolah untuk pertolongan pertama kemudian sudah dibawa ke rumah masing-masing," kata Nong dalam keterangan tertulis, Senin (14/3).
(eva/eva)
