Stephane Breitwieser akan terus dikenal sebagai pencuri karya seni asal Prancis yang paling fenomenal. Bagaimana tidak, karya seni yang ia curi bernilai hingga Rp 12 miliar.
Dilansir dari The Guardian, Breitwieser awalnya dikenal sebagai seorang penulis. Pada 1995, ia mulai melakukan kejahatannya dengan mencuri karya-karya seni luar biasa. Dari keramik, senjata antik, hingga alat musik.
Nilainya karya-karya seni ini ditaksir sekitar Β£ 1,25 juta atau setara dengan Rp 12 miliar pada masa itu. Karya-karya seni ini dicuri selama tujuh tahun dari 172 museum di lima negara Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama pacarnya, Anne-Catherine Kleinklauss, yang berperan sebagai penjaganya, dia telah melakukan pencurian sejak 1995. Sebagian besar karya-karya seni tua, yang berasal dari abad ke-16 hingga ke-18. Barang curian ini biasanya disembunyikan di bawah mantel besar Breitwieser.
Dia tidak pernah menjual karya seni yang ia curi. Breitwieser lebih memilih membangun museum pribadinya dengan karya-karya seni itu di di flat ibunya.
Ditangkap 19 November 2001
Breitwieser akhirnya ditangkap pada 19 November 2001 setelah mengunjungi sebuah museum di Lucerne, Swiss, tempat ia telah mencuri sebuah terompet antik. Seorang penjaga keamanan melihatnya dan menangkapnya. Sedangkan Anne-Catherine berhasil melarikan diri. Breitwieser pun ditahan.
Karya Seni Mahal Dibuang
Tak lama soal kabar penahanan ini, ibu Breitwieser, Mireille Breitwieser, membuang karya-karya seni yang dicuri anaknya itu.
Ia mengatakan kepada polisi di Mulhouse, di Prancis timur, bahwa dia melemparkan 109 artefak seni berharga, termasuk perhiasan, tembikar, dan patung ke kanal Rhine-Rhone. Beberapa karya seni yang dibuang itu ditemukan oleh seorang pengembara yang kebetulan lewat di sekitar kanal itu.