Sebanyak 37 nama tenaga kesehatan (nakes) yang gugur akibat COVID-19 diabadikan di galeri apresiasi jembatan penyeberangan orang (JPO) pinisi di Karet, Sudirman, Jakarta Pusat. Galeri ini mendapat respons positif dari perwakilan keluarga nakes yang wafat karena COVID-19.
Kesan positif salah satunya datang dari Patricia Rosalina. Dia merupakan istri dr Bambang Nugroho Marojahan Butar Butar, salah satu nakes yang namanya tercantum di galeri apresiasi yang terletak di jembatan bertema kapal pinisi itu.
Patricia mengungkapkan rasa syukur serta rasa bangga karena sosok yang dicintainya menjadi satu dari puluhan nakes yang namanya diapresiasi oleh pemerintah melalui sebuah museum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bersyukur sih, Kak. Dari sini saya melihat pemerintah memang begitu perhatian sama nakes yang sudah meninggal, apalagi dr Bambang meninggal saat saya hamil 6 mau ke-7 bulan. Jadi kan anak saya nggak kenal ya siapa bapaknya, kayak gimana," kata Patricia kepada detikcom, Jumat (11/3/2022).
Wanita yang juga berprofesi sebagai perawat ini bercerita suaminya meninggal dunia akibat COVID-19 pada Juli 2021. Kala itu, Patricia tengah mengandung anak kedua.
Melalui museum ini dia ingin memperkenalkan dr Bambang sebagai pahlawan COVID-19 kepada buah hatinya kelak.
"Jadi dengan adanya nama dr Bambang di situ, suatu saat saya bisa menceritakan siapa ayahnya, dengan harapan JPO ini terpelihara dengan baik. Jadi sampai anak saya besar nanti, sampai anak saya bisa membaca nama bapaknya masih bisa dia lihat 'ternyata bapaknya itu pahlawan," ucapnya.
Di sisi lain, Patricia mulanya tak tahu-menahu nama suaminya bakal dikenang di museum yang terletak di jembatan. Sampai akhirnya ia mendapatkan undangan untuk menghadiri peresmian JPO Pinisi beberapa waktu lalu.
"Malah saya nggak tahu-menahu masalah JPO ini, saya baru tahu pas kemarin karena saya nggak pernah main di Kuningan sana. Saya soalnya kerja," ujarnya.
"(Tahu) dari surat undangan. Saat itu ditelepon sama orang dinas bahwa akan ada peresmian JPO di mana di sana ada galeri apresiasi untuk nakes yang meninggal. salah satunya suami," timpalnya.
Patricia mengenang sosok suami sebagai seorang pekerja keras yang kerap membantu sesama. Semasa hidupnya, dr Bambang menjabat sebagai Kepala Pelayanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan menjadi salah seorang garda terdepan penanganan COVID-19.
"Beliau itu di kecamatan berperan aktif sama pasien-pasien COVID, seperti merujuk, mencari tempat rujukan, acc tempat rujukan," jelasnya.
Patricia menuturkan suaminya sempat menjalani isolasi mandiri saat dinyatakan positif COVID-19. Namun semakin hari kondisinya semakin buruk sampai dirujuk ke dua rumah sakit. Sampai akhirnya, pada 13 Juli 2021 dia mengembuskan napas terakhirnya.
Di sisa hidupnya, dr Bambang disibukkan oleh kegiatan penanganan COVID-19, mulai menggencarkan program vaksinasi hingga menangani pasien positif COVID-19.
"Sering malam-malam ditelepon pasien, mereka punya keluhan. Sering kayak gitu. Orang-orang butuh kejelasan, 'Saya bisa nggak sih vaksin di sini', untuk sekedar bertanya-tanya, beliau menanggapi dengan baik," ucapnya.
Baca juga: Anies Resmikan JPO 'Kapal Pinisi' Sudirman |
Untuk diketahui, nama-nama 37 nakes di bawah Dinkes DKI itu dipajang di tangga kedua sebelum memasuki area anjungan pandang. Anies mengatakan nama-nama mereka dipasang sebagai bentuk penghargaan atas jasa dalam penanganan pandemi COVID-19.
"(Sebanyak) 37 (nama) ini adalah tenaga medis di bawah Dinkes DKI yang wafat selama penanganan pandemi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meresmikan Jembatan Pinisi di Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2022).
"Nanti akan ditambahkan dengan nama-nama tenaga medis yang wafat di Jakarta tetapi bukan berada di dalam jajaran Dinkes (DKI), 37 ini yang berada di bawah Pemprov DKI Jakarta," ucapnya.
Ia berharap keberadaan jembatan itu bukan hanya untuk penyeberangan pejalan kaki dan pesepeda, tapi juga memberikan pengalaman baru bagi masyarakat.
(taa/idn)