Supersemar Merupakan Surat Perintah 11 Maret, Simak Lagi Sejarahnya

Supersemar Merupakan Surat Perintah 11 Maret, Simak Lagi Sejarahnya

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Mar 2022 12:28 WIB
Portrait dated 1970s of Indonesian President Mohamed Suharto. (Photo by - / AFP)
Supersemar Merupakan Surat Perintah 11 Maret, Simak Lagi Sejarahnya (Foto: AFP/-)
Jakarta -

Supersemar merupakan singkatan dari Surat Perintah 11 Maret. Surat ini dikeluarkan pada 1966 namun hingga saat ini naskah autentiknya belum juga ditemukan.

Supersemar dikeluarkan langsung oleh Presiden Pertama RI Soekarno kepada Letjen Soeharto. Surat tersebut berisi instruksi presiden agar Letjen Soeharto, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, mengambil tindakan dalam rangka menjamin keamanan dan stabilitas negara.

Lalu bagaimana sejarah Supersemar yang merupakan singkatan dari Surat Perintah 11 Maret? detikcom merangkum informasinya sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Supersemar: Pelantikan Kabinet Dwikora

Dilansir laman resmi Pemkab Buleleng dan Buku berjudul Sejarah Surat Perintah 11 Maret 1966 terbitkan Kemdikbud, Supersemar merupakan singkatan dari Surat Perintah 11 Maret 1966. Sejarah lahirnya Supersemar berlatarbelakang kondisi Indonesia pasca peristiwa G30S PKI pada tahun sebelumnya.

Pada 11 Maret 1966 itu, Soekarno mengadakan reshuffle kabinet yang hasilnya disebut dengan "Kabinet Dwikora yang Disempurnakan". Para mahasiswa dan pelajar berada di sekitar Istana untuk menggagalkan sidang kabinet.

ADVERTISEMENT

Di tengah sidang, Panglima Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, Brigadir Jenderal ada laporan dari intel Cakrabirawa ada pasukan tanpa tanda pengenal yang mengepung Istana. Akibatnya sidang diskors dan Presiden Soekarno bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh dan Brigjen Sabut menaiki helikopter yang diparkir di halaman Istana Merdeka dan terbang ke Bogor.

Setelah masa skorsing sidang berakhir, sidang kabinet dibuka oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena. Leimena hanya berbicara singkat untuk menutup sidang dan kemudian menyusul ke Bogor.

Pembuatan Supersemar

Peristiwa yang terjadi di Istana kemudian dilaporkan kepada Jenderal Soeharto oleh 3 orang perwira tinggi AD yaitu Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Kala itu Soeharto tengah terbaring sakit di kediamannya.

Ketiga perwira itu meminta izin untuk berangkat ke Bogor menemui Presiden. Soeharto pun memberikan petunjuk bahwa hal pokok yang diutamakan adalah menyelamatkan konstitusi. Dirinya juga bersedia memikul tanggung jawab jika kewenangan untuk itu diberikan kepadanya. Itulah pesan yang disampaikan Soeharto kepada Presiden.

Presiden Soekarno merespon dengan menanyakan bagaimana bentuk konkret pemberian kepercayaan itu. Para perwira mengusulkan agar dituangkan dalam dokumen tertulis dan resmi yang dikenal sebagai Supersemar.

Lihat juga video 'Aktivis '98 Bicara Demokrasi Kita':

[Gambas:Video 20detik]



Supersemar merupakan singkatan dari Surat Perintah 11 Maret. Apa saja isinya? Simak di halaman selanjutnya.

Isi Supersemar

Dalam Supersemar, Presiden Soekarno memerintahkan Soeharto untuk melakukan tiga poin, yaitu:

  1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terdjaminnja keamanan dan ketenangan, serta kestabilan djalannja pemerintahan dan djalannja Revolusi, serta mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S. demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala adjaran Pemimpin Besar Revolusi.
  2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknja.
  3. Supaja melaporkan segala sesuatu jang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung-djawabnja seperti tersebut diatas.

Pembubaran PKI

Wewenang yang diberikan oleh Soekarno kepada Soeharto diwujudkan dengan mengambil tindakan tegas. Soeharto meminta Brigen Sutjipto dan beberapa perwira ahli hukum lainnya menyusun konsep surat keputusan pembubaran PKI.

Surat itu ditandatangani oleh Soeharto lewat tengah malam. Surat itu ditandatanganinya atas nama Presiden Soekarno. Soeharto melakukan tindakan pembubaran PKI dan menyatakan komunisme sebagai ideologi yang terlarang di seluruh Indonesia, sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya melalui Supersemar.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads