Komisi X DPR RI menyayangkan konflik antara dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rektor ITB. Komisi X DPR RI siap menjadi moderator konflik dosen SBM dan Rektor ITB lewat rapat dengar pendapat (RDP).
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda awalnya menduga ITB bisa mengatasi masalah internalnya. Namun, katanya, konflik antara dosen SBM dengan Rektor ITB tak kunjung tuntas hingga akhirnya menjadi diketahui masyarakat umum.
"Saya menyayangkan terjadi berlarut-larutnya konflik ini, saya membayangkan selevel ITB saya kira bisa lebih mengambil jalan win-win solution dan tidak ter-publish begini," kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Huda menilai konflik ini harusnya bisa dituntaskan secara internal. Namun, dia menyebut penuntasan konflik tersebut masih menemui jalan buntu.
"Saya sejak awal mendorong pihak rektor dan pihak forum dosen untuk membahas ini dalam satu meja dengan kepala dingin, walaupun saya lihat menemui jalan buntu ya, karena beberapa kali," ujarnya.
Huda menjelaskan ITB merupakan perguruan tinggi berbadan hukum yang artinya harus mandiri menuntaskan masalah internalnya. Dia menyebut Mendikbudristek Nadiem Makarim selaku Majelis Wali Amanat (MWA) ITB juga turun tangan sebagai mediator.
"Oleh karena itu, ketimbang mengundang pihak eksternal, saya kira lebih baik diselesaikan dituntaskan di internal ITB sendiri. Posisi Mas Nadiem setahu saya termasuk (MWA), saya kira tak ada salahnya, terlebih kalau Kemdikbud bisa mengambil peran mediator sekaligus fasilitator," ucapnya.
Dia mengatakan Komisi X DPR bakal mengundang dua pihak yang berkonflik dalam rapat dengar pendapat (RDP) pekan depan. Dia menyebut Komisi X siap untuk menjadi moderator agar masalah yang terjadi segera tuntas.
"Kalau perlu, mungkin dengan berbagai pertimbangan, bisa mengundang kedua belah pihak untuk rapat dengan pendapat umum dengan DPR, nggak ada salahnya, minggu depan kita undang," sebut Huda.
"Kita ingin mahasiswa jangan sampai jadi korban, karena sekolah SBM ini sudah mengeluarkan banyak alumni dan relatif expert sesuai dengan apa yang menjadi concern dan visi-misi SBM selama ini," imbuhnya.
Simak video 'Berkibarnya Spanduk 'Maaf, SBM ITB Tidak Terima Mahasiswa Baru Lagi'':
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Konflik antara dosen SBM ITB dan Rektor ITB berdampak kepada mahasiswa. Mahasiswa mengaku rugi dan menyinggung bahwa mereka telah membayar uang kuliah tunggal atau UKT.
"Menurut saya tidak hanya merugikan saya sendiri tapi juga merugikan mahasiswa lain. Saya merasa terhambat karena sistem yang ditentukan setelah surat edaran keluar kurang efektif," ujar salah seorang Mahasiswa SBM ITB Prodi Manajemen, Dzikra Fahrisi, seperti dikutip dari detikJabar, Kamis (10/3).
Mahasiswa lainnya, Samy Octavio Ibrahim, juga memberikan tanggapan Samy mengaku sangat membutuhkan bimbingan dosen menjelang ujian tengah semester (UTS).
"Mengganggu sekali karena saya butuh bimbingan dari dosen apalagi mau UTS tapi yang dikasih cuma materi. Memang dikasih diskusi tapi kan pembelajarannya nggak disampaikan menyeluruh," ucap Samy.