Anggota TNI, Koptu Ahmad Soleh, sempat menyarankan Kolonel Priyanto untuk membawa sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) ke rumah sakit. Namun usul tersebut ditolak oleh Kolonel Priyanto.
Kolonel Priyanto bersama dengan Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Soleh menabrak Handi dan Salsa yang sedang berboncengan sepeda motor di Jalan Nagrek, Jawa Barat, Rabu (8/12/2021). Mereka kemudian membawa tubuh Handi dan Salsa menggunakan mobil Isuzu Phanter untuk dibuang ke kali.
Dalam perjalanan, Koptu Ahmad Soleh menyarankan Kolonel Priyanto untuk mampir ke rumah sakit terdekat mengecek kondisi Handi dan Salsa seusai kecelakaan. Kolonel Priyanto menolak dan meminta Koptu Ahmad Soleh mengikuti perintahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat dalam perjalanan Koptu Ahmad Soleh menyampaikan saran kepada Kolonel Priyanto agar kedua korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat akan tetapi Kolonel Priyanto menolak dengan mengatakan, 'Udah ikutin perintah saja, lagian dia sudah meninggal kok'. Lalu Kopda Andreas Dwi Atmoko berkata 'Ijin bantu saya, Bapak, saya punya anak dan istri',"kata Oditur Militer, Kolonel Sus Wirdel Boy, mengikuti percakapan dalam keterangan dakwaan yang diterima detikcom, Kamis (10/3/2022).
Mobil saat itu dikemudikan kopda Andreas. Melihat Kopda Andreas mengemudi dalam kondisi bergetar, kurang konsentrasi dan terus bicara, Kolonel Priyanto lalu mengambil alih kemudi.
"Saat itu Kolonel Priyanto melihat Kopda Andreas Dwi Atmoko mengemudi dalam kondisi kurang konsentrasi, badan gemetar dan berbicara terus, sehingga setelah 10 (sepuluh) menit perjalanan, Kolonel Priyanto memerintahkan berhenti dan Kolonel Priyanto mengambil alih kemudi kendaraan Isuzu Panther untuk melanjutkan perjalanan," ujarnya.
Setelah satu jam perjalanan, kendaraan Isuzu Panther yang dikemudikan Kolonel Priyanto melewati UGD Puskesmas Limbangan, Garut, Jawa Barat, dan tidak berhenti. Lebih dari sekali Kopda Andreas menyarankan agar kedaraan yang mereka tumpangi berhenti di rumah sakit terdekat, namun Kolonel Priyanto meminta Kopda Andreas mematuhi perintahnya.
"Kopda Andreas Dwi Atmoko berkata 'Kasihan bapak itu anak orang pasti dicari orang tuanya, mending kita balik lagi ke puskesmas yang ada di pinggir jalan tadi', kemudian dijawab oleh Kolonel Priyanto 'Kamu diam saja, ikuti perintah saya, kita lanjut saja'. Tetapi Kopda Andreas Dwi Atmoko tetap memberikan saran dengan berkata 'Kita balik saja, Bapak', kemudian dijawab oleh Kolonel Priyanto, 'Ikuti perintah saya, kita lanjut saja'. Kemudian, Kopda Andreas Dwi Atmoko bertanya lagi 'Mau dibawa ke mana, Bapak?'. Lalu dijawab oleh Kolonel Priyanto, 'Kamu jangan cengeng, nanti kita buang saja mayatnya ke sungai setelah sampai Jawa Tengah'," ucapnya.
Percakapan antara Kolonel Priyanto dan Kopda Andreas terus berlanjut. Kolonel Priyanto meminta Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Soleh tidak cengeng. Kolonel Priyanto berbicara bahwa dia pernah mengebom sebuah rumah namun tidak ketahuan, dia ingin rahasia kecelakaan Handi dan Salsa juga dijaga kerahasiaannya oleh mereka.
"Kolonel Inf berkata, 'Saya itu dulu pernah mengebom satu rumah, nggak ketahuan'. Kopda Andreas Dwi Atmoko kembali menjawab 'Ijin Bapak, saya tidak ingin punya masalah'. Yang dijawab oleh Kolonel Priyanto, 'Kita itu tentara, kamu itu tidak usah cengeng tidak usah panik, pokoknya cukup kita bertiga yang tahu'. Dan Kolonel Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu Ahmad Soleh kembali melanjutkan perjalanan," jelasnya.
Simak juga 'Terungkap Cara Trio TNI Buang Handi-Salsa di Sungai Banyumas':