Warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat (Jakpus), menolak rencana penutupan perlintasan sebidang kereta api di Stasiun Senen. Warga pun mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Iya betul (kirim surat ke Jokowi), penolakan penutupan perlintasan sebidang dari warga Tanah Tinggi dan Bungur, dalam surat itu kita sampaikan dalam beberapa aspek, termasuk aspek ekonomi, sosial dan keamanan," kata Ketua RW 01 Kelurahan Tanah Tinggi, Veri Yonnevil, saat dihubungi, Rabu (9/3/2022).
Veri mengatakan surat tersebut dikirim pada Selasa (8/3) kemarin. Surat yang dikirim dalam bentuk satu bundel tebal berisikan penolakan-penolakan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya kirim hanya satu bundel karena terlalu tebal kan, dari warga penolakan," kata eks anggota DPRD DKI Jakarta F-Hanura ini.
Veri mengatakan terdapat dua bundel tebal penolakan warga. Dia menyebut bundel itu dibawa ketika menghadiri sosialisasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) pada Selasa-Rabu (8/9/3).
"Itu penolakan warga satu bundel, total ribuan warga yang menolak, ada warga Tanah Tinggi dan Bungur," katanya.
Veri mengatakan warga keberatan perlintasan sebidang Stasiun Senen ditutup karena mereka mayoritas bekerja sebagai buruh harian dan pedagang kecil di Stasiun Senen. Ketika perlintasan itu ditutup, warga akan kesulitan mengakses jalannya.
"Kemudian yang kedua, toko-toko binaan UMKM yang ada di Tanah Tinggi yang di Jalan Kembang Sepatu Kramat otomatis mati, nggak bisa dagang mereka, masa orang mau belanja mutarnya jauh, nggak mungkinlah," katanya.
Alasan Warga Surati Jokowi
Veri mengatakan dari penolakan itu, pihaknya meminta kebijaksanaan dari DJKA. Namun, dia menyebut DJKA kurang merespons, sehingga warga sepakat mengirim surat kepada Jokowi.
"Dari pertimbangan itulah kita minta kebijaksanaan ternyata masukan kita kurang direspons, jadi kita buat surat ke Pak Jokowi," katanya.
Dia mengatakan surat yang dikirim ke Jokowi ditembuskan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Kisah Pak Yit, Penjaga Perlintasan Kereta yang Diupah Rp 5 Ribu