Pintu perlintasan sebidang kereta api di Stasiun Pasar Senen akan ditutup. Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus) akan mengkaji solusi bagi masyarakat.
"Untuk waktu pastinya kapan belum ada, tetapi tadi kami minta supaya dimatangkan dulu rencananya, terkait masalah dampak dan lain-lain," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Pemkot Jakpus, Bakwan Ferizan Ginting, saat dihubungi detikcom, Rabu (9/2/2022).
Pemkot Jakpus telah mendapatkan pemberitahuan rencana penutupan pintu perlintasan sebidang di Senen itu dari pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kemenhub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ginting mengatakan penutupan tersebut tentunya akan berdampak secara sosial, aksesibilitas, perekonomian, dan terutama pada masyarakat. Dia menyebut rencana itu nantinya akan disosialisasikan kepada masyarakat.
"Tadi kami minta supaya ini betul-betul disosialisasikan secara komprehensif, secara matang kepada masyarakat, supaya masyarakat juga harus merubah, katakanlah selama ini masyarakat berjalan kaki langsung ke Pasar Senen, itu kan pasti akan berdampak," katanya.
"Walaupun sebenarnya tadi diinfokan untuk rencana uji coba itu masyarakat masih bisa lewat, tetapi tadi kita minta untuk dimatangkan dulu tahapannya, supaya nanti masyarakat terinformasikan dengan baik," lanjutnya.
Ginting mengatakan pihaknya sudah meminta untuk dibuat jembatan penyeberangan orang (JPO), agar masyarakat masih dapat melewati pintu perlintasan tersebut. Namun dia menyebut akan mengkaji ulang pembangunan JPO dari segi tata ruang.
"Iya tadi kami minta supaya dibuatkan JPO, supaya warga yang dari Tanah Tinggi dan sekitarnya bisa ada akses ke Pasar Senen. Tetapi nanti kita lihat dulu dari segi tata ruangnya, apakah JPO ini mungkin atau tidak," katanya.
Selain meminta agar dibangun JPO, Ginting mengatakan pihaknya juga meminta dibuatkan pengalihan arus lalu lintas (lalin) untuk pengguna roda dua dan roda empat.
"Tadi memang ada tiga alternatif, tapi ini kan belum kita finalkan karena masih menerima masukan dari stakeholder supaya kita minimalisir risikonya seperti apa," katanya.
Simak penjelasan PT KAI di halaman berikutnya.