Massa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar demonstrasi menolak usulan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Massa sempat melempar botol secara acak sebelum membubarkan diri.
Massa IMM awalnya melakukan orasi menolak isu perpanjang jabatan presiden. Salah satu orator mengatakan usulan tersebut mencederai konstitusi.
"Itu pemerintah bukan hanya mencederai demokrasi tapi juga hukum. Konstitusi kita sudah mengatur 5 tahun dan bisa diperpanjang selama dua kali," ujar orator dari mobil komando, Rabu (2/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik DPP IMM, Baikuni Al-Shafa, mengatakan IMM menolak penundaan pemilu. Dia juga mempermasalahkan lambatnya pembahasan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), padahal UU Ibu Kota Negara (IKN) bisa dibahas dengan cepat.
"Betul, kita tegas ketika berbicara tentang penundaan pemilu. Karena apa? Kita melihat rangkaian kebijakan yang kemudian satu, ketika kita bicara UU IKN dikebut dengan cepat, tapi ketika UU PRT, UU TPKS, itu begitu lambat. Maka DPP IMM tidak percaya lagi, ditunda untuk kemudian diperpanjang masa jabatan," jelas Shafa.
Dia mengatakan permasalahan yang ada di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa diperbaiki oleh presiden berikutnya. Menurutnya, masa jabatan Jokowi tak perlu diperpanjang.
"Kita tahu sekarang Pak Jokowi sudah di periode kedua untuk kemudian selesai. Biar lah hal-hal yang kemudian menjadi carut-marut itu kita perbaiki ke depan oleh tokoh-tokoh yang baru dan segar," ucapnya.
Dia juga menyinggung terkait kebijakan investasi infrastruktur yang ada pada era Jokowi. Shafa menganggap kebijakan investasi tersebut hanya menguntungkan industri besar dan tidak berpihak pada rakyat.
"Bukan kita menolak investasi, tapi ayo lah berpihak kepada rakyat," ucapnya.
Massa IMM juga menyinggung insiden yang diduga melibatkan aparat di Wadas hingga Sulawesi Tengah.
Orasi ditutup dengan pembakaran flare merah sambil menyanyikan lagu 'Indonesia Pusaka'. Polisi kemudian meminta massa meninggalkan lokasi sekitar pukul 17.15 WIB. Imbauan disampaikan polisi lewat mobil Pengurai Massa (Raisa).
"Peringatan pertama, massa aksi harap membubarkan diri. Diingatkan kembali agar tidak ada massa aksi yang melakukan pembakaran. Tidak ada pembakaran!" ujar polisi dari mobil Raisa.
Massa terlihat tetap berada di lokasi. Mereka kemudian terlihat melempar botol secara acak di lokasi.
Setelah itu, aksi saling dorong antara massa aksi dengan polisi juga terjadi. Salah satu polisi mengaku ditendang peserta aksi.