Jarak vaksin booster setelah positif COVID menjadi informasi penting bagi kamu yang baru saja sembuh dari Corona. Saat ini, vaksin ketiga alias booster sudah tersedia dan bisa didapatkan oleh seluruh masyarakat.
Namun jarak vaksin booster setelah positif COVID penting kamu perhatikan. Hal itu karena penyintas COVID-19 tak bisa langsung divaksinasi.
Simak informasi berikut guna mengetahui jarak vaksin booster setelah positif COVID.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jarak Vaksin Booster Setelah Positif COVID: Ini Tenggatnya
Mengutip situs Indonesiabaik yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), jarak vaksin booster setelah positif COVID tergantung gejala yang muncul saat terinfeksi Corona.
Artinya, jarak vaksin booster setelah positif COVID antara pasien yang bergejala ringan dan berat tentu berbeda. Berikut rinciannya:
- Jarak vaksin booster setelah positif COVID bagi pasien gejala berat: Vaksin booster diberikan setelah 3 bulan sembuh
- Jarak vaksin booster setelah positif COVID bagi pasien gejala ringan/sedang: Vaksin booster diberikan setelah 1 bulan sembuh
Vaksin ketiga atau booster dapat dilakukan secara homolog atau heterolog. Adapun vaksin yang diberikan adalah regimen vaksin COVID-19 yang tersedia di lapangan juga sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Jenis-Jenis Vaksin Booster
Jarak vaksin booster setelah positif COVID sudah dibahas. Lalu, apa saja jenis-jenis vaksin booster yang saat ini disediakan dan diizinkan pemerintah?
Dilansir dari situs Sehat Negeriku milik Kemenkes, pemerintah sudah menambah regimen vaksin booster, yakni vaksin Sinopharm. Saat ini, ada 6 jenis regimen vaksin booster yang digunakan di Indonesia.
Keenam regimen tersebut adalah:
- Sinovac
- AstraZeneca
- Pfizer
- Moderna
- Janssen (J&J)
- Sinopharm
Untuk diketahui, pemberian dosis booster menggunakan jenis vaksin yang sama degan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya (homolog). Pemberian dosis booster juga bisa menggunakan jenis vaksin berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya (heterolog).
Macam Kombinasi Vaksin Booster
Jarak vaksin booster setelah positif COVID sudah diketahui. Selanjutnya, mari ingat kembali kombinasi vaksin booster yang sudah disetujui oleh pemerintah.
Mengacu situs Sehat Negeriku milik Kemenkes, berikut kombinasi vaksin booster yang diberikan kepada masyarakat:
- Vaksin Primer AstraZeneca: vaksin booster Moderna separuh dosis (0,25
- Vaksin Primer AstraZeneca: vaksin booster Pfizer separuh dosis (0,15 ml)
- Vaksin Primer AstraZeneca: vaksin booster AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml)
- Vaksin primer Pfizer: vaksin booster Pfizer dosis penuh (0,3 ml)
- Vaksin primer Pfizer: vaksin booster Moderna separuh dosis (0,25 ml)
- Vaksin primer Pfizer: vaksin booster AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml)
- Vaksin primer Moderna: vaksin booster Moderna separuh dosis (0,25 ml)
- Vaksin primer Janssen (J&J): vaksin booster Moderna separuh dosis (0,25 ml)
- Vaksin primer Sinopharm: vaksin booster Sinopharm dosis penuh (0,5 ml)
Usai mengetahui jarak vaksin booster setelah positif COVID, simak halaman berikutnya untuk mengetahui syarat vaksin booster.
Saksikan Video 'Pemberian Vaksinasi Booster Dipercepat, Kini Bisa 3 Bulan dari Dosis Kedua':
Ingat Lagi Syarat Vaksin Booster
Jarak vaksin booster setelah positif COVID tergantung gejala yang muncul saat terinfeksi Corona. Ada perbedaan tenggat antara pasien bergejala ringan dan berat.
Meski jarak vaksin booster setelah positif COVID telah diketahui, namun mari ingat kembali syarat vaksin booster. Saat ini, ada 4 syarat yang ditetapkan kepada calon penerima vaksin booster. Keempatnya adalah:
- Calon penerima vaksin harus menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau melalui aplikasi PeduliLindungi.
- Berusia 18 tahun ke atas.
- Telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 3 bulan sebelumnya.
- Ibu hamil juga bisa mendapatkan vaksinasi booster dengan jenis vaksin Pfizer atau Moderna sesuai dengan aturan yang ditetapkan