Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) kompak menyampaikan pernyataan sikap mengenai perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Namun, keduanya sama-sama tidak menyelipkan nama 'Rusia' di cuitan mereka di Twitter.
Isi Cuitan Jokowi dan Kemlu
Sikap Jokowi terkait kondisi terkini dunia disampaikan lewat cuitan Twitter pada Kamis (24/2/2022), yaitu di hari pertama invasi Rusia ke Ukraina. Dalam tweet tersebut, Jokowi mendesak agar perang disetop, walau tak jelas kepada siapa cuitan itu dituju.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," tulis Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun Kemlu juga menyampaikan sikap pemerintah Indonesia lewat akun Twitter resmi di hari yang sama. Sikap itu menyinggung soal 'serangan militer di Ukraina', tapi tak menyebut 'Rusia'.
"Penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan, penting untuk terus dijalankan. Oleh karenanya, serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia," jelas Kemlu lewat akun Twitter resminya.
Indonesia meminta serangan militer ke Ukraina dihentikan dan mengedepankan diplomasi. Indonesia turut meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah.
"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi. Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi," ungkap Kemlu.
Dinilai Bakal Bikin Citra RI Jadi Buruk
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat (PD) Riski Natakusumah merespons cuitan Jokowi yang menyatakan sikap meminta perang disetop. Pasalnya, Jokowi tidak menyebut 'Rusia'.
Rizki merasa heran lantaran pemerintah yang disebut cinta damai justru tak mengeluarkan pernyataan yang tegas. Dia mewanti-wanti cuitan tersebut bakal berdampak buruk pada citra Indonesia di mata dunia.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
"Ketika seluruh dunia, bahkan warga Rusia sendiri, mengecam invasi kepada Ukraina, sangat mengherankan Pemerintah Indonesia yang katanya cinta perdamaian malah tidak mengeluarkan statement tegas," kata Rizki Natakusumah kepada wartawan, Minggu (27/2).
"Kami menilai bahwa hal ini akan berdampak buruk pada citra Indonesia yang dikenal sebagai 'penjaga perdamaian dunia' yang sudah ditunjukkan selama ini. Akan sulit menjaga marwah negara di mata internasional jika kita tidak menunjukkan sikap yang lugas," lanjutnya.
Sempat Diminta Bersuara Lantang
Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mendorong Indonesia bersuara lantang terkait invasi Rusia ke wilayahnya. Namun Jokowi hanya menuliskan cuitan soal setop perang.
"Saya pikir, jika Indonesia bersuara, tidak ada seorang pun, tidak ada negara, tidak region mana pun, tidak ada pemimpin mana pun yang akan mengabaikannya. Apa yang kami benar-benar harapkan dari Indonesia untuk bersuara dengan lantang dan percaya diri," ujar Vasyl.
Vasyl menyampaikan keinginannya agar Indonesia bersama Ukraina. Vasyl menyebut Indonesia bukan hanya pemimpin region, tapi juga berpengaruh di dunia.
"Kita ingin bangsa Indonesia bersama kami, Indonesia sekarang bukan hanya pemimpin regional, bukan hanya pemimpin ASEAN, tapi saya katakan akan menjadi kekuatan dunia yang mempunyai pengaruh di Asia Tenggara dan global," terangnya.