Sebuah pesan broadcast viral menceritakan perang antara Rusia dan Ukraina dalam model cerita sinetron. Dalam broadcast itu diceritakan konflik dua negara itu bak pertengkaran suami-istri.
Broadcast viral itu berjudul 'Rusia vs Ukraina' (dalam versi sinetron agar mudah dimengerti)'. Dalam broadcast tersebut disebutkan konflik antara Rusia vs Ukraina lebih gampang dipahami jika dikemas dalam model cerita sinetron. Dalam broadcast tersebut, Ukraina diibaratkan sebagai istri dan Rusia sebagai mantan suami.
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menilai broadcast semacam itu telah dirancang secara sistematis. Bahkan, broadcast itu juga dinilai Rezasyah dapat mempengaruhi cara berpikir masyarakat.
"Broadcast bernuansa sinetron semacam ini telah dirancang secara sangat sistematis guna disesuaikan dengan budaya popular yang sedang menjamur. Perang informasi semacam ini terbukti berhasil mempengaruhi cara berpikir masyarakat luas secara lintas peradaban. Di mana mereka akan dengan mudahnya melakukan penguatan informasi secara deret kali, sehingga akhirnya informasi tersebut menjadi pengetahuan kolektif," kata Rezasyah kepada wartawan, Minggu (27/2/2022).
Rezasyah mengatakan model cerita konflik yang dikemas dalam model sinetron lambat laun dapat dipercayai masyarakat. Bahayanya, fenomena itu membuat pemerintah sulit membuat kebijakan yang berbasis riset.
"Informasi yang bernuansa sinetron tersebut, yang lambat laun menjadi keyakinan publik, akan mempersulit pemerintah membuat kebijakan yang berbasis riset yang mendalam dan berkelanjutan. Karena seakurat apapun kebijakan tersebut berpotensi ditentang oleh masyarakat mereka sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rezasyah juga berpendapat jika broadcast tersebut dapat digunakan sebagai upaya penggiringan opini masyarakat. Dia menyebut sangat sulit mencari dalang di balik cerita semacam itu.
"Penggiringan opini semacam ini, jika tidak dikritisi secara benar dan dialogis, berpotensi menjadi penggiringan opini secara massal. Di mana pemerintah akan tersandera dalam berbagai isu sekaligus. Sulit sekali membuktikan siapa sutradaranya. Namun yang penting, pesan telah tersampaikan, dan mempengaruhi cara berpikir masyarakat," kata Rezasyah.
(rak/imk)