RI Dinilai Punya Peran Besar Redam Perang Rusia Vs Ukraina, tapi...

RI Dinilai Punya Peran Besar Redam Perang Rusia Vs Ukraina, tapi...

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 26 Feb 2022 07:14 WIB
View of an explosion, after Russian President Vladimir Putin authorized a military operation in eastern Ukraine, near Dnipro, Ukraine February 24, 2022 in this still image from video obtained by REUTERS  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: VIA REUTERS/SOCIAL MEDIA
Jakarta -

Indonesia dinilai punya peran besar dalam mencegah membesarnya perang antara Rusia dan Ukraina. Namun Indonesia harus hati-hati dalam menyampaikannya.

"Indonesia punya peran besar, tapi dalam penyampaiannya mesti hati-hati dan sangat sensitif karena Putin sedang sangat tinggi percaya dirinya," ujar pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, ketika dihubungi, Jumat (25/2/2022).

Teuku menambahkan bahasa yang digunakan oleh pejabat-pejabat Indonesia harus dipilah-pilah. Hal ini demi tidak terjadi ketersinggungan yang berakibat fatal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam mendekati Putin, kita (Indonesia) harus berhati-hati dengan bahasa yang kita gunakan selama ini, bagaimana kita (Indonesia) melihat Rusia, apakah kita menganggap Rusia ini agresor atau negara yang terlibat konflik tanpa perlu kita nanya-nanya akar konfliknya apa," jelas Teuku.

"Karena itulah kehati-hatian Kementerian Luar Negeri itu patut kita puji," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Teuku, Putin merasa invasi Rusia ke Ukraina harus dimengerti oleh negara-negara lain. Putin, kata Teuku, harus diyakinkan bahwa tujuannya telah tercapai.

"Putin juga harus diyakinkan bahwa Ukraina itu tidak akan lagi pernah di kemudian hari bermain-main dengan NATO. Ukraina tidak akan pernah masuk NATO," imbuh Teuku.

"Kalau perlu, dicarikan suatu sistem yang memungkinkan Ukraina membangun dan sadar bahwa nggak mungkin Rusia itu dilawan," lanjutnya.

Jalur Diplomasi Senyap

Hal senada diungkapkan akademisi dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman. Suzie mengatakan langkah Indonesia harus hati-hati.

"Saya berpikir langkah Indonesia pertama-tama harus hati-hati karena Rusia telah mengupayakan intervensi ke Georgia dan Ukraina yang menyebabkan lahirnya wilayah-wilayah baru dalam peta dunia," jelasnya.

Suzie menyebut Indonesia dan negara-negara lain dinilai perlu mengedepankan diplomasi. Jika perlu, berbicara langsung ke Putin.

"Jadi langkah-langkah bisa melalui diplomasi yang silent untuk bicara langsung dengan Putin dan melobi negara-negara anggota Sidang Umum PBB untuk melahirkan resolusi yang menghentikan pembelahan teritori negara-negara yang berdaulat karena Indonesia bisa dikenakan hal yang sama soal genocide atau paksaan pada penduduk teritori yang ada di negeri ini," ujar Suzie.

"Sejauh mungkin lakukan diplomasi senyap yang bermodalkan persahabatan lama juga dengan Rusia dan istimewa atas jasa Belarusia dan Ukraina di PBB mendukung kemerdekaan Indonesia," lanjutnya.

Simak Video 'Serangan Rusia ke Ukraina Bikin Sejumlah Artis Ikut Prihatin':

[Gambas:Video 20detik]



(isa/jbr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads