Dalam satu hari, kata Eka kurang-lebih 50 truk membuang sampah ke sana. Dia mengatakan warga sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.
"Kita sempat ngeluh ke kelurahan. Pernah backhoe waktu itu bersihin, tapi cuma sekali doang, itu pun malam bersihin-nya. Backhoe sekali doang, orang buang sampahnya berkali-kali," ucap Eka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Takut Sampah Jadi Penyakit
Penuturan serupa juga diungkapkan Wasti (25), warga RT 06. Dia dan warga sekitar juga mengeluhkan kondisi kawasan permukiman yang dipenuhi sampah. Menurutnya, hal tersebut membuat warga risi dan bisa menjadi sumber penyakit. Terlebih, jika banjir melanda, kata Eka, sampah yang ada turut hanyut terbawa arus banjir.
"Ngerasa resah juga, nggak nyaman, kayak menyebabkan penyakit. Kalau musim hujan, banjir masuk sampahnya ke dalam," kata Wasti.
Dia berharap pemerintah serius dalam menangani permasalahan sampah yang ada agar warga bisa beraktivitas dengan nyaman.
"Ya semoga segera dibersihkan, kayak dulu lagi, jadi kitanya nyaman di sini," ucap Wasti.
Sampah tersebut berada di dekat proyek Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
"Kalau melihat kondisinya ini, semoga bisa selesai sepekan. Panjang area yang kami atasi sampahnya sekitar 400 meter," kata Kasudin Lingkungan Hidup (LH) Jakut Achmad Hariadi seperti dilansir Antara, Rabu (23/2).
Sebanyak 250 petugas gabungan mengangkut sampah yang menggunung dan mencemari lokasi tersebut. Dia mengatakan 10 truk telah mengangkut sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
(jbr/jbr)