Pasangan suami-istri (pasutri) di Depok, Jawa Barat (Jawa Barat), yang sedang berboncengan tiba-tiba dihadang oleh 6 pria dan dituduh menunggak cicilan motor yang sedang dipakai. Begini detik-detik menegangkan pasutri di Depok disetop komplotan pria mengaku dari leasing itu.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (19/2/2022) sore, pukul 15.00 WIB. Kala itu, pasutri tersebut sedang melintas di Jalan Mekarsari Raya, Cimanggis, Depok.
Selain itu, adik mereka ikut bersama mereka menggunakan kendaraan yang berbeda. Sang adik mengendarai motor sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat melintasi BTN Cimanggis, di Jalan Mekarsari Raya, ada komplotan pria yang berkumpul di depan kantor bank tersebut. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba komplotan pria tersebut menunjuk ke arah pasutri tersebut.
Sang istri, Novi (25), tentu mempertanyakan maksud komplotan pria tersebut menunjuk ke arahnya dan sang suami. Rasa itu lalu memicu Novi untuk memantau dari 'atas' motor gerak-gerik komplotan pria tersebut.
Benar saja, komplotan pria yang sempat berkumpul di depan kantor bank itu membuntuti Novi dan suaminya. Ada tiga motor yang membuntuti Novi dan suami, dengan masing-masing motor dinaiki 2 orang.
Hingga kemudian Novi dan suaminya melintas di Jalan Nusa Indah, Gang Jagal, Cisalak. Di jalan itulah Novi dan suaminya dihadang, disetop tidak boleh melanjutkan perjalanan.
"Pas di pertigaan Mekarsari, suami ditunjuk. Terus tiba-tiba memang ada yang pepet suami saya, ada yang ikuti dari Mekarsari. Pas belokan Jalan Nusa Indah, Gang Jagal, 3 motor cegat kita," kata Novi saat berbincang dengan detikcom, Minggu (20/2).
Komplotan pria tersebut sepertinya juga sudah membuat strategi. Sebab, tidak semua dari mereka mendekati Novi dan suami. Sementara adiknya berhenti di beberapa meter di depan motor Novi.
"Satu motor ngehadang, satu motor jaga di belakang, satu motor lagi di depan rada jauh. Satu motor boncengan dua orang, total 6 orang," kata Novi.
Simak soal Novi dan suami dituduh Menunggak cicilan di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Perancang Istana Negara Baru, Tak Mau Dibayar Malah Mau Menyumbang
Komplotan Pria Kalah 'Gertak'
Aksi saling gertak pun tak terhindarkan karena komplotan pria tersebut berlagak seperti debt collector. Salah seorang dari komplotan pria tersebut yang lebih dulu menggertak Novi dan suami dengan menyinggung soal pelat nomor motor.
Menurut Novi, pria itu sempat menyebut pelat nomor motor miliknya terdaftar ganda di aplikasi Samsat. Novi dan suami tak percaya begitu saja. Novi lalu menanyakan balik ke pria tersebut soal nama pemilik motor yang tertera di aplikasi Samsat.
"Dia bilang pelatnya dobel. (Saya tanya) 'lah emang namanya siapa (yang tertera di aplikasi Samsat)? Saya pegang STNK', tapi nggak dijawab. Datang lagi orang lain disuruh tunjukkan STNK," tutur Novi.
Kalah soal pelat nomor, komplotan pria tersebut tak hilang akal. 'Jurus pamungkas' pun dikeluarkan, yakni menuduh cicilan motor milik Novi menunggak.
Novi, yang merasa tak memiliki tunggakan cicilan, lantas tak terima dituduh demikian. Sebab, menurutnya, motor tersebut dibeli secara cash atau tunai.
"Katanya kita punya cicilan yang nunggak, padahal motor beli cash, BPKB juga ada di rumah. Terus dia minta (BPKB), saya tolak, 'ngapain BPKB? Kalau mau tahu, ayo ke rumah'," kata Novi mengulas percakapan dengan komplotan pria tersebut.
Kecurigaan Novi terhadap pelaku bertambah saat mereka tak bisa menunjukkan legalitas sebagai bagian dari leasing motor yang dipakai. Akhirnya, karena kondisi sekitar juga mulai ramai warga dan banyak pengendara melintas, 6 pria tersebut pun pergi.