Seleb TikTok Kaget 'Divonis' Positif COVID-19, Pihak RS Minta Maaf

Seleb TikTok Kaget 'Divonis' Positif COVID-19, Pihak RS Minta Maaf

Karin Nur Secha - detikNews
Senin, 14 Feb 2022 18:22 WIB
Sebuah laboratorium kontainer berada di halaman Rumah Sakit Duren Sawit, Jaktim. Laboratorium itu diketahui jadi lokasi penelitian spesimen COVID-19.
Ilustrasi Spesimen untuk Tes COVID-19 (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Cerita selebritas TikTok bernama Natasha Surya 'divonis' positif COVID-19 ramai dibahas warganet. Natasha mengaku tak melakukan tes swab PCR pada saat pemberitahuan itu dikirim kepadanya.

Cerita Natasha ramai dibahas di Twitter. Warganet menyoroti kasus tersebut karena peristiwa serupa pernah terjadi.

Natasha menceritakan hal tersebut melalui akun TikToknya, @natasha.surya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi aku mau cerita pengalaman aku mendapatkan hasil positif COVID, padahal aku nggak swab PCR sama sekali di tempat tersebut di tanggal yang di mention," kata Natasha dalam video yang disebarkan melalui akun TikTok @natasha.surya, Senin (14/2/2022).

Dia menceritakan, pada Minggu (13/2) lalu, dia mendapatkan WhatsApp dari laboratorium rumah sakit. Pesan tersebut berisi identitas Nastasha yang menyatakan dirinya positif COVID-19 usai menjalani swab test PCR pada Sabtu (12/2).

ADVERTISEMENT

"Nah di situ aku mulai bingung. Karena sebenernya pada tanggal 12 itu aku nggak melakukan tes apa pun, baik itu antigen maupun PCR. Di mana pun. Di tanggal sebelumnya di tanggal 11 aku memang antigen di tempat itu dan PCR di Bumame, dua-duanya hasilnya keluar di Bumame," jelasnya.

Tak berselang lama, sebuah pesan kembali muncul dari laboratorium rumah sakit yang menyatakan Natasha positif COVID. Dalam pesan tersebut menyatakan jika terjadi kesalahan penginputan data dari pihak rumah sakit (RS).

Namun saat itu Natasha tidak menganggap serius hingga kemudian sekitar pukul 18.45 WIB mendapat pesan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan dia positif COVID. Selanjutnya, dia mengecek status PeduliLindungi miliknya dan sudah berwarna hitam dengan keterangan melakukan PCR di RS Bina Sehat Mandiri.

"Emosi tuh saya, emosi meluap. Nah, udah teh aku coba langsung telepon mereka, nggak diangkat-angkat. Jadilah aku message mereka, nih, saya nggak mau tahu pokoknya harus tanggung jawab ya pokoknya sebelum live itu jam 19.00 WIB aku udah message sampe selesai live itu nggak direspons sama sekali," kata Natasha.

Dia lalu memutuskan datang langsung ke RS. Dia mengaku ada 4 orang yang berdialog dengannya dan menyatakan ada kesalahan input.

"Terus mereka ada kurang-lebih 4 orang kayak 'Iya, Bu, ini kesalahan dari lab karena ada error di PeduliLindungi backend-nya, jadi mesinnya orang dengan Natasha lain, status Ibu nih yang dapet hasil itu tapi yang dimasukin adalah NIK dan nama Ibu'," sambungnya.

Setelah berdebat dengan pihak RS, Natasha meminta pertanggungjawaban berupa surat permintaan maaf. Selanjutnya, pihak rumah sakit menawarkan akan mengirim surat tersebut melalui WhatsApp, namun Natasha berkeras tidak setuju.

Akhirnya, Natasha menunggu selama 30-40 menit di RS tersebut. Surat tersebut berisi permintaan maaf dan dibubuhi meterai.

"Akhirnya surat itu jadi udah dimeterai segala macem terus sebelum pulang gue cek ternyata status Peduli gue udah hijau. Terus ya udah lah gitu. Untungnya gue masih beruntung itu happens di tanggal 12, di mana itu beda di tanggal PCR gue. Jadi ya terbukti itu memang salah," tuturnya.

"Kalau memang misalnya ada mengalami hal seperti ini, ya, langsung aja datengin rumah sakitnya pokoknya tanya terus sampe mereka akhirnya melakukan gerakan," sambungnya.

Simak penjelasan pihak RS di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Keluarga Positif Covid-19, Fairuz A Rafiq Pesan Tak Remehkan Omicron

[Gambas:Video 20detik]



Penjelasan Pihak RS

Marketing Rumah Sakit Bina Sehat Mandiri, Novly Frengky, membenarkan kejadian tersebut. Dia mengklaim pihak rumah sakit telah mengirimkan permintaan maaf kepada yang bersangkutan.

Novly menyebut pihak RS melakukan kesalahan penginputan data. Menurutnya, hal itu terjadi karena ada pasien lain bernama sama dengan Natasha.

"Jadi pada saat proses penginputan itu kebetulan ada peserta ataupun orang yang namanya sama jadi dilakukan penginputan setelah dilakukan penginputan karena itu sudah keburu disubmit ke PeduliLindungi," ujar Novly kepada wartawan.

"Kita nggak bisa langsung takedown juga, karena butuh proses kan. Makanya sampe sore belum bisa berubah statusnya jadi hijau lagi," sambungnya.

Dia menyebut pada saat Natasha mendapat data dari Kemenkes, pihak RS telah mengubah statusnya. Namun, karena traffic PeduliLindungi sedang tinggi, data tersebut tidak langsung berubah.

"Jadi siang dia dapet dari Kemenkes kita langsung rubah statusnya tapi mungkin karena traffic PeduliLindungi lagi banyak masuk jadi statusnya ngga langsung berubah. Pas malamnya itu sekitar jam 21.00 kalau nggak salah pas ditunjukin ke pasien, pasien lihat itu sudah hijau lagi," jelasnya.

"Iya surat pernyataan itu kan walaupun kami sudah input di PeduliLindungi itu kan butuh proses, mungkin karena traffic-nya untuk berubah status agak panjang. Jadi dia sendiri datang hanya minta surat pegangan," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(ain/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads