PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) mendapatkan hak paten atas dua penemuan, yang sebelumnya telah didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Adapun salah satu dari paten itu ialah proses pembuatan hidrolisat teripang (Sticophus variegatus) sebagai bahan baku sediaan farmasi dengan nomor P00201907575.
"Kami sangat senang dan berbangga hati dengan rilisnya dua hak paten tersebut di awal 2022. Ini menjadi kado untuk kami dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang menjadi konsumen produk-produk berkualitas Nucleus Farma," ujar CEO Supahabu, afiliasi dan lisensinya dari Nucleus Farma group, Samuel Wirjawan dalam keterangan tertulis, Jumat (11/2/2022).
Samuel menyampaikan, invensi ini juga merupakan yang pertama di dunia dan telah diganjar oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) dua tahun lalu. Zat aktif dari hidrolisat merupakan pengembangan obat bahan alam dengan menggunakan mekanisme drug MOA (mechanistic of action) dan drug delivery mechanism. Dengan demikian, zat ini dapat menghasilkan obat-obat yang lebih efektif dan on target dalam pengobatan yang berhubungan dengan sendi dan pengobatan osteoporosis dan aterosklerosi.
"Hal ini terdapat pada produk Onogate dan Supahabu Beta yang berbahan dasar ekstrak Sticophus variegatus dan sudah digunakan sebagai pereda nyeri sendi dan nutrisi tulang. Di dalam zat teripang ini juga Nucleus bersama BRIN-Pusat Riset Kimia telah berhasil mengisolasi sejenis terpenoid glikosida yang merupakan zat antikanker untuk masa depan," paparnya.
Lebih lanjut Samuel menyebutkan, paten kedua adalah suplemen kesehatan mengandung ekstrak ikan gabus (Channa striata), ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan ekstrak kelor (Moringa oleifera) dalam bentuk cair siap minum dengan nomor P00201908169. Kandungan ini terdapat pada produk yang sudah sangat dikenal dan diterima masyarakat, yakni Onoiwa MX.
Samuel mengatakan, produk ini telah banyak mendapatkan penghargaan pada 2021 dan didukung riset dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti yang ahli di bidangnya. Khasiat Onoiwa MX pun sudah dilakukan penelitian observasi uji klinis terhadap pasien COVID-19 dengan kasus sedang dan terbukti dapat menjadi adjuvant therapy, serta dipublikasikan dalam jurnal internasional, European Journal of Molecular and Clinical Medicine.
Adapun peneliti dalam pengembangan produk tersebut adalah Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed, yang merupakan Guru Besar Bidang Farmakologi Bahan Alam dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dan dr. Lusi Nursilawati Syamsi, Sp.P merupakan praktisi dokter ahli spesialis paru.
Lusi menjelaskan, dirinya dan Prof. Syamsudin meneruskan penelitiannya dengan mengukur potensi antiinflamasi dan antioksidan dalam Onoiwa MX, yang dapat berperan sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan efektivitas pengobatan standar COVID-19. Hasil penelitian ini sudah terbit di dalam jurnal internasional, Teikyo Medical Journal Volume 44 Issue 4 pada Agustus 2021.
Dalam penelitian mereka, Lusi menjelaskan kombinasi pemberian Channa striata, Curcuma xanthorrhiza, dan Moringa oleifera pada Onoiwa MX dapat melengkapi pengobatan COVID-19 sebagai terapi adjuvant, terutama untuk pasien dengan pneumonia ringan dan sedang.
"Penelitian ini menggunakan sumber daya alami dan melakukan basis riset dan teknologi dalam upaya menemukan obat-obatan dengan efek samping yang sangat minimal. Kadar LD50 dan LC50 sangatlah aman sehingga bisa dikonsumsi secara rutin dan harian. Pasien-pasien saya yang termasuk derajat sedang penderita covid-19 terbantu dengan pemberian rutin tersebut," ucap Lusi yang juga Ketua Satgas COVID-19 di RS Sentra Medika Cisalak.
Sementara itu, CEO Nucleus Farma Edward Basilianus menambahkan, Onoiwa MX menggunakan bahan dasar alami lokal asli dari Indonesia. Produk itu juga telah diekspor ke Amerika, Australia, Jepang, Singapura, dan beberapa negara lain.
"Nucleus Farma selalu memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat serta berkolaborasi dengan tim riset universitas dan lembaga riset lainnya untuk selalu mengembangkan inovasi di bidang Inamed (Indonesia Natural Medicine). Kolaborasi ini mengimplementasikan triple helix, yakni tiga komponen penting turut terlibat yakni, akademisi, pemerintah, serta pelaku usaha," tutup Edward.
(akn/ega)