Kepsek di Palembang Bantah Aniaya Siswa hingga Dioperasi Perut

Prima Syahbana - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 15:09 WIB
Kondisi pelajar yang diduga dianiaya kepsek di Palembang (Prima Syahbana/detikcom)
Palembang -

Kepala SMP Bina Lestari Palembang membantah telah telah menganiaya siswanya, H (15), yang kini terbaring lemah di rumah sakit karena mengalami luka dalam di perut.

"Tidak ada saya menganiaya (H), saya ini sudah tua. Kecuali, kalau saya ini loncat dari atas ke bawah injak badan dia mungkin bisa disebut menganiaya," kata Kepala SMP Bina Lestari Palembang, Paril Isnandar, ketika dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (11/2/2022).

Paril mengatakan yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti itu. Menurutnya, pada 16 November 2021 itu, dia memberikan hukuman yang wajar terhadap 6 siswa yang melanggar aturan di sekolahnya.

"Itu berlebihan infonya. Memang pada tanggal 16 November 2021 itu saya memberi hukuman ke 6 siswa, bukan dia (H) sendiri. Itu karena dia telat datang ke sekolah. Dan itu sudah selesai, tidak ada masalah," ujar pria berusia 61 tahun tersebut.

Hukuman yang diberikan, kata dia, bukan push up sebanyak 100 kali, melainkan hanya 10 kali. Dia juga membantah jika dikatakan saat menghukum H sengaja menginjak bagian belakang perut H saat itu.

"Push up-nya bukan 100 kali, cuma 10 kali malah dan itu hukumannya terukur, karena 6 siswa itu telat datang ke sekolah. Tidak ada saya nginjak perut dia. Yang benar itu, karena posisi badannya ketika push up tidak lurus, jadi saya luruskan dengan menekan bagian pantatnya, cuma itu saja. Saksi ada, siswa saya ada semua saat itu," ucap Paril meluruskan.

Paril menegaskan, pada ujian semester yang digelar pada Desember 2022, H juga mengikutinya selama 1 minggu. Saat itu, lanjutnya, H dalam keadaan sehat.

"Tanggal 3-9 Desember dia ikut ujian, sehat segar bugar. Jadi itu (sakit karena dianiaya) hoax betul. Setahu kita pihak sekolah, dia itu ada sakit maag kronis, di operasinya Januari tadi. Jadi apa kaitannya dengan hukuman yang diberikan pada November kemarin. Saya sakit hati betul, sudah tua saja dizolimin begini," imbuhnya.

"Meski saya difitnah dan dizolimin begini, saya tetap menunggu saja dari pihak yang mengadukan saya. Saya hanya minta, mereka minta maaf atas kejadian ini, insyaallah saya maafkan. Saya menjamin pendidikan dia (H) tidak bermasalah, malah saya tidak memberhentikan walaupun dia tidak masuk beberapa bulan, masih saya anggap dia siswa saya," jelasnya.

Sebelumnya, kakak H lainnya, Lestari, menyebut adiknya mengalami luka dalam di perut diduga akibat dianiaya kepala sekolah. Dia menyebut adiknya tidak bisa mencapai 100 kali push up dan berujung dugaan penganiayaan.

"Awalnya dia mual biasa, terus dia sembuh. Nah, hari itu dia masuk ke sekolah, tapi dia telat dan dia diberikan hukuman push up 100 kali," kata Lestari di RSUD Bari Palembang, Jumat (11/2).

"Dia ini luka campur sakit di perutnya usai kejadian itu makanya dia langsung di operasi, ini ususnya luka ususnya keluar. Kondisinya sangat parah dan dirawat di RSUD Bari. Kami sudah buat laporan di Polrestabes Palembang," sambungnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi mengaku saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data terkait kejadian tersebut. Polisi masih menunggu laporan resmi dari pihak keluarga.

"Laporannya belum ada, tapi kami sudah mulai ngumpulin data-data keterangan, tentu akan ditindaklanjuti," kata Tri saat dimintai konfirmasi.




(mud/mud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork