Penakluk buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) diketahui merupakan seorang pria pendatang asal Sragen, Jawa Tengah (Jateng). Dia adalah Tili (34) yang sudah berada di Palu selama 5 bulan terakhir.
Sebelumnya, diketahui buaya berkalung ban pernah muncul di pemberitaan sejak 2016 lalu. Sejumlah pawang buaya terkenal, termasuk pawang buaya asal Australia, Matt Wright pun pernah mencoba menangkap untuk melepaskan ban di kalung buaya itu, namun tak berhasil.
Lalu apa yang menjadi rahasia penakluk buaya berkalung ban tersebut? Mari simak informasinya berikut ini.
Penakluk Buaya Berkalung Ban Ungkap Ada Ritual Sebelum Penangkapan
Pada Senin (7/2) kemarin, Tili berhasil menyelamatkan buaya berkalung ban. Buaya jumbo itu selama ini sering ditonton warga yang melintas di Jembatan Palu IV, Teluk Talise, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Ada pengakuan tak biasa dari Tili soal ritual sebelum menangkap buaya berkalung ban yang fenomenal itu. Dia meminum air sungai di tempat buaya berkalung ban itu berada. Hal ini sebagai upaya pendekatannya dengan buaya.
"Saya pamit dengan penghuni Sungai Palu, minum air sungai dan berenang sehingga diberikan kemudahan," kata Tili saat berbincang dengan detikcom.
Penakluk Buaya Berkalung Ban Ungkap Rahasianya
Selain mengungkapkan ritual penangkapan, Tili juga mengungkap rahasia mengapa orang-orang sebelumnya gagal menangkap sang buaya legendaris. Hal itu terjadi karena orang-orang yang berusaha menangkap sebelumnya, tidak pamit telebih dahulu ke penghuni Sungai Palu.
"Rahasianya hanya satu tangkap buaya, orang tidak pernah pamit atau permisi dengan penghuni di Sungai Palu," kata Tili kepada detikcom, Selasa (8/2/2022).
Tak banyak teknik yang dilakukan Tili karena dia hanya memakai seutas tali sepanjang 300 meter. Tili punya rahasia kecil lain yaitu dia menggunakan sejumlah langkah pendekatan sebagai upaya permisi sebelum menangkap buaya berukuran 5 meter tersebut.
"Sudah 3 minggu saya kerja buaya, tapi tidak setiap hari. Kadang 3 hari sekali saya kasih lebih dari 30 ekor burung, ayam, bebek (saya) kasi makan setiap sore dan malam Jumat," kata Tili.
Penakluk buaya berkalung ban merupakan sosok yang sayang terhadap satwa. Simak kisahnya di halaman berikutnya.