Menkominfo Johnny G Plate menilai banyak tantangan yang dihadapi oleh pers di era revolusi teknologi informasi saat ini. Johnny menilai tantangan tidak hanya terkait kebebasan pers namun juga sulitnya penegakan jurnalisme berkualitas.
"Selain kebebasan pers tantangan yang perlu juga dihadapi saat ini adalah semakin sulitnya menegakkan jurnalisme berkualitas industrialisasi dan komersialisasi yang melanda pers," kata Johnny G Plate dalam acara diskusi The Editor's Talk yang diselenggarakan Forum Pemred, Selasa (8/2/2022).
Selain itu, menurutnya pers mengalami kecanggungan sebab dituntut untuk cepat beradaptasi. Terlebih hal ini karena munculnya media-media baru hingga fenomena media sosial yang tak jarang menampilkan hoax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditambah tuntutan pers untuk beradaptasi dengan akselerasi teknologi informasi dan komunikasi membuat pers mengalami kecanggungan. Khususnya akibat munculnya media-media baru the new comer, over the top dan fenomena media sosial yang sarat dengan clickbait, dengan hoax," kata Johnny.
Johnny menilai kondisi pers yang sehat berdampak ada kualitas berita yang dihasilkan. Pers saat ini juga disebut harus dapat menunjukan pada masyarakat hasil jurnalisme dan konten yang bukan jurnalisme.
"Kondisi pers yang yang sehat tentu berdampak pada kualitas berita yang disebarluaskan kepada masyarakat. Informasi-informasi yang berbasis data yang aktual, yang faktual, dan tentunya juga yang bertanggung. Pers juga harus mampu menyajikan konten yang tidak sekedar melaporkan semata, tetapi juga mampu memberikan daya analisis yang kritis dan berimbang, memperluas pemikiran, serta menjaga humanisme masyarakat," kata Johnny.
"Pers harus mampu menunjukkan kepada masyarakat secara jelas perbedaan antara content hasil kerja dan kinerja jurnalisme dengan konten yang bukan karya jurnalisme," sambungnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, media perlu menyajikan balance. Dimana menampilkan informasi yang baik untuk diterima masyarakat.
"Balance harus dipegang oleh teman-teman pers, infomasi yang dianggap baik redaksi dengan tuntutan publik yang belum tentu baik bagaiaman mencapai keseimbangan di situ. Kolaborasi juga jadi satukata kunci menurut saya, duduk satu meja dan lain lain. Kita masuk dalam jaman kompetitor become partner dan itu yang menurut saya belum terlihat dari teman-teman industri pers yang saat ini ada," tuturnya.
(dwia/fjp)