Bina Marga DKI Proses Penghapusan Aset untuk Bongkar JPO Tipar Cakung

detikcom Do Your Magic

Bina Marga DKI Proses Penghapusan Aset untuk Bongkar JPO Tipar Cakung

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 08 Feb 2022 16:30 WIB
JPO Tipar Cakung, Jakarta Timur, rusak, Minggu (21/1/2022).
Foto: Marteen Ronaldo/detikcom
Jakarta -

Dinas Bina Marga DKI Jakarta segera memproses penghapusan aset jembatan penyeberangan orang (JPO) Tipar Cakung, Jakarta Timur. Tindakan itu adalah prosedur pembongkaran JPO di Jl Raya Bekasi tersebut.

"Kami akan bersurat ke BPAD terkait permohonan penghapusan aset JPO tersebut," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, Selasa (8/2/2022).

Selain itu, Bina Marga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Kajian dan rekomendasi soal penutupan jalan saat pembongkaran, dan lain sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah keluarnya kajian dan rekomendasi teknis dari Dinas Perhubungan, selanjutnya Dinas Bina Marga akan bersurat ke Gubernur perihal permohonan persetujuan pembongkaran JPO terlebih dahulu dan dilakukan Proses Penghapusan setelah JPO dibongkar," katanya.

Lahkah-langkah tersebut adalah bagian dari revitalisasi Halte Bus TransJakrta Tipar Cakung. Sebagai tempat penyeberangan orang, akan dibangun pelican crossing.

ADVERTISEMENT

"PT JTD (Jakarta Tollroad Development) berencana untuk melakukan revitalisasi Halte TransJakarta di lokasi JPO Tipar Cakung, untuk pembongkaran JPO eksisting merupakan bagian dari revitalisasi JPO yang dimaksud," katanya.

Seperti diketahui, JPO Tipar Cakung rusak, dan aksesnya ditutup. JPO itu berdiri di bawah jalan layang tol dalam kota.

Kritik Rencana Pelican Crossing

Peneliti dari Universitas Trisaksi, Yayat Supriyatna, lebih menyarankan agar di lokasi itu tetap dibangun JPO. Baginya, JPO lebih aman bagi penyeberang di Tipar Cakung.

"Kalau di Cakung itu, kalau dipenuhi oleh kendaraan besar, agak relatif (lebih baik dibangun JPO)," kata Yayat saat dihubungi, Senin (7/2/2022).

"Kita khawatir, penyeberang kurang mendapat perlindungan," katanya.

Yayat membandingkan dua kriteria lokasi cocok dengan pelican crossing, atau JPO. Pelican crossing lebih cocok di tengah kota yang lalu lintas didominasi oleh kendaraan pribadi.

"Kalau seperti di MH Thamrin-Sudirman, itu cukup terbuka, kemudian berada di tengah kota. Jenis kendaraan melintas pribadi, tingkat kedisiplinan lebih baik," katanya.

Namun, jika ke daerah industri yang ramai truk-truk besar, akan lebih berisiko jika diterapkan pelican crossing.

"Kalau untuk kendaraan truk kontainer, atau kendaraan berat, khawatir aspek keselamatan penyeberang kurang diperhatikan. Apalagi pengendara (truk) punya mental disiplin rendah," katanya.

"Kalau lalin cukup padat dan berkecepatan tinggi, maka otomatis buat JPO lebih aman," katanya.

(aik/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads