"Iya kalau mau dibuat untuk pejalan kaki, contohnya, iya saya juga tidak sepakat. Kenapa begitu, karena ini jalan raya yang sering dilintasi oleh truk setiap harinya, selain itu juga mobil dan motor ngebutnya bukan main," kata warga sekitar, Suminah, saat ditemui oleh detikcom, Senin (7/2/2022).
Suminah membandingkan kondisi di Tipar Cakung dengan kondisi di pusat kota. Baginya, kondisi lalu lintas di Cakung lebih ramai dibandingkan dengan Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan.
"Harusnya bila perlu Kepala nya turun liat kesini, biar tau kondisi disini jalan nya gimana, kendaraan disini bukan kayak yang di Jakarta Selatan atau Pusat, mobil bisa berhenti, kadang-kadang malah masih ada tuh yang nyerobot," terangnya.
Warga lain, Waluyo mengatakan, kebijakan soal JPO harus mengedepankan faktor keamanan dan keselamatan. "Jangan terburu-buru nanti hasilnya juga tidak baik. Iya mbok kalau mau membuat solusi bagi warga itu harus benar-benar aspek kenyamanan dan keselamatannya di prioritaskan," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut jembatan penyeberangan orang (JPO) Jl Raya Bekasi, Tipar Cakung, Jakarta Timur, akan dibongkar. Keputusan itu dibuat setelah Pemprov DKI melakukan rapat dengan kontraktor tol dalam kota.
"JPO akan dibongkar, nantinya akan digantikan pelican crossing dan perbaikan halte oleh pihak JTD (Jakarta Tollroad Development)," kata Hari saat dihubungi, Rabu (2/2).
Sampai saat ini, belum ada perubahan kondisi JPO. JPO masih rusak terutama bagian pagar. Selain itu, akses JPO ditutup. (aik/aik)