Video yang merekam kemunculan orang utan di jalan raya viral di media sosial, orang utan tersebut menjadi tontonan pengendara, bahkan seorang pengendara mendekati, kemudian memberi makan dan minum kepada orang utan itu.
"Memang benar ada orang utan yang melintas di tempat yang ada di video viral itu. Tepatnya di Kilometer 5, Simpang Empat Perdau, Jalan Poros Bengalon-Wahau," jelas Kepala BKSDA Kalimantan Timur (Kaltim), Ivan Yusfi, saat dihubungi, Rabu (2/2/2022).
Kemunculan orang utan terjadi pada Sabtu (29/1) di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Setelah viral, pihak BKSDA langsung mendatangi lokasi untuk memastikan keamanan si orang utan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehari setelah video itu viral, tim quick response BKSDA langsung mendatangi lokasi, memastikan orang utan ini sudah kembali ke dalam hutan," ujarnya.
Ivan menjelaskan, ada beberapa analis soal penyebab orang utan muncul di jalan raya. Faktor pertama, terang dia, pergerakan mencari makan.
Faktor kedua, mencari pasangan. Dan ketiga, akibat terganggu oleh aktivitas perkebunan, penambangan, dan permukiman.
"Bisa saja orang utan ini sedang cari makan, atau mencari pasangan di lokasi itu. Karena jalan poros ini masih dalam kawasan habitat, dan bisa juga dikarenakan terganggu akibat aktivitas perusahaan perkebunan, pertambangan, dan permukiman. Itu analisa kami," papar dia.
"Di area habitat ini juga dikenal dengan segitiga Sangatta-Bengalon-Muara Wahau. Di mana populasi orang utan mencapai 500 ekor, jadi pasti sangat sering orang utan terlihat oleh pengendara," sambungnya.
BKSDA Kaltim kemudian memasang papan berisi imbauan kepada pengendara untuk berhati-hati saat melintas di kawasan habitat orang utan tersebut.
"Kita sudah membuat plang rambu-rambu peringatan di tempat yang frekuensi muncul tinggi orang utan di area ini. Selain mengimbau pengendara menurunkan kecepatan, pengendara juga dilarang berhenti dan memberikan makan," tegas dia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga LIVE! Adu Perspektif: Ceruk Suara Islam Bertahan atau Berpindah?
Dasar imbauan itu, menurut Ivan, selain menciptakan rasa aman bagi pengendara dan orang utan, ke depannya agar orang utan tidak menetap di sekitar jalan raya untuk mengharapkan makanan dari masyarakat yang melintas.
"Jika sering diberi makan, dikhawatirkan perilaku orang utan ini akan terbiasa berada di pinggir jalan untuk meminta makan. Itu bisa membahayakan, kami sangat menyayangkan adanya warga yang masih memberikan makan seperti di video itu," ungkapnya.
Selain itu, BKSDA Kaltim telah mendorong perusahaan pertambangan dan perkebunan untuk dapat membuat program-program dan solusi demi menjaga kelestarian hutan, di mana masih merupakan lokasi habitat orang utan.
"Kami juga sudah meminta pertanggungjawaban perusahaan di sana, karena mereka ini sedikit tidaknya memberikan gangguan terhadap habitatnya," pungkas Ivan.
![]() |