Edy Mulyadi ditahan Bareskrim Polri di kasus 'tempat jin buang anak'. Sebelum ditahan polisi, Edy sudah bersiap dengan membawa baju ganti saat memenuhi panggilan pemeriksaan.
Edy sebelumnya datang ke Bareskrim bersama pengacaranya pada Senin (31/1/2022) pagi. Edy Mulyadi terlihat menggunakan kemeja lengan panjang dan iket Sunda.
Kuda-kuda Edy Bawa Baju Ganti
Sebelum masuk ruang pemeriksaan, Edy sempat menyampaikan pernyataan mengenai polemik 'tempat jin buang anak'. Edy mengaku sudah membawa baju ganti karena merasa akan ditahan.
"Iya saya menduga, tapi saya tidak berharap karena teman-teman wartawan ini suka bikin judul bombastis. 'Edy Mulyadi nantangin ditahan', bukan, saya tidak berharap begitu, tentu saja tidak berharap," ujar Edy Mulyadi di Bareskrim Polri.
"Persiapan saya bawa ini saya bawa pakaian dan karena saya sadar betul karena teman-teman saya yang luar biasa ini, sadar betul bahwa saya dibidik," sambungnya.
Edy mengatakan dia dibidik oleh pihak tertentu. Dia menyebut seorang yang kritis.
"Saya dibidik bukan karena ucapan bukan karena tempat jin buang anak, saya dibidik bukan karena macan yang mengeong, saya dibidik karena saya terkenal kritis," tuturnya.
Dia menjelaskan, dirinya mengkritik omnibus law RUU hingga UU KPK. Dia merasa menjadi incaran pihak yang terganggu oleh podcast-nya.
"Saya mengkritisi RUU Omnibus Law, saya mengkritisi RUU Minerba dan saya mengkritisi revisi UU KPK. Itu jadi saya bahan inceran karena podcast saya sebagai orang FNN dianggap mengganggu kepentingan para oligarki," tuturnya.
Edy Mulyadi Minta Maaf
Edy Mulyadi juga meminta maaf ke para sultan di Kalimantan. Dia menyatakan penduduk Kalimantan bukan musuh.
"Musuh saya bukan penduduk Kalimantan, bukan suku ini, suku itu segala macam tidak. Saya sekali lagi minta maaf kepada sultan-sultan. Sultan Kutai, Sultan Paser, Sultan Banjar, Sultan Pontianak, Sultan Melayu, atau apa sebagainya, termasuk suku-sukunya," kata Edy Mulyadi.
"Suku Paser, Suku Kutai segala macam termasuk suku Dayak tadi semuanya saya minta maaf, tapi mereka semua bukan musuh saya," ujarnya.
Edy mengatakan musuhnya adalah bentuk ketidakadilan. Selain itu, dia mengatakan Kalimantan telah dieksploitasi secara besar-besaran.
"Musuh saya dan musuh kita adalah ketidakadilan dan siapapun pelakunya yang hari-hari ini dilakonkan oleh para oligarki melalui tangan-tangan pejabat-pejabat publik kita," ucapnya.
"Mohon maaf banget selama puluhan tahun Kalimantan itu dieksploitasi habis-habisan, sudah berapa miliar ton batu bara diangkut, sudah berapa hektare itu hutan-hutan ditebas, diangkut, sudah berapa ribu atau juta hektare lahan-lahan milik adat dirampas. Gasnya belum macam-macamnya," katanya.
Lebih lanjut, Edy Mulyadi mengatakan kesejahteraan masyarakat Kalimantan seharusnya di atas masyarakat di Pulau Jawa. Dia kembali menegaskan bahwa Kalimantan memiliki potensi sumber daya alam yang besar.
"Seharusnya dengan sumber daya alam yang sangat dahsyat itu dan dieksploitasi habis-habisan itu, mohon maaf lagi ya seharusnya saudara-saudara saya warga masyarakat penduduk Kalimantan jauh lebih sejahtera daripada kita di Jakarta di pulau Jawa," tuturnya.
"Karena harusnya mereka mendapat bagian tapi kita tahu dengan segala hormat dan mohon maaf saya taruh dulu biar enak ngobrolnya, teman-teman saya, teman kita semua di Kalimantan masih jauh dari kehidupan yang seharusnya dengan potensi sumber daya alam yang dikeruk luar biasa itu," ujarnya.
Simak Video: Edy Mulyadi Jadi Tersangka Kasus 'Jin Buang Anak'
(knv/idn)