Kerusuhan maut di Sorong, Papua Barat, menewaskan 18 orang. Lokasi kerusuhan ada di karaoke Double O. Polisi menyatakan pihak tempat hiburan malam itu bersedia menanggung akibat yang dialami korban.
Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing menjelaskan pihaknya sudah bertemu dengan Komunitas Seni Band Kota Sorong serta manajemen tempat hiburan malam (THM) Double O itu. Ini adalah upaya preventif Polda Papua Barat untuk menghindari peristiwa lanjutan dan merampungkan proses penyidikan.
"Hasil pertemuan, pihak manajemen bertanggung jawab seluruhnya atas segala administrasi, baik formil maupun materiil, seluruh tanggungan korban dan keluarga," ujar Tornagogo sebagaimana termuat dalam keterangan tertulis Polri, Sabtu (29/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal penanganan korban, 17 orang sudah terkonfirmasi dengan pihak keluarga. Kemudian, 14 orang telah datang langsung ke posko antemortem untuk melaksanakan pemeriksaan dan pencocokan sampel DNA.
Tornagogo menambahkan saat ini telah dilakukan rekonsiliasi antara keluarga korban dan korban guna pencocokan sampel DNA, dan tim identifikasi telah mengunjungi kos atau tempat tinggal korban untuk pencocokan antemortem.
"Sampel DNA seluruh korban sudah dikirim ke Puslabfor Jakarta guna proses identifikasi lebih lanjut. Dari identifikasi postmortem sementara telah cocok lima orang korban dengan keluarga beserta identitasnya," tutup Tornagogo.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan 11 orang tersangka terkait bentrokan maut yang pecah pada Senin (24/1) malam itu. Ada 7 orang yang masih jadi buron. Dua kelompok yang mengakibatkan kerusuhan itu telah berdamai.
"Kedua belah pihak bersepakat untuk damai dan menyerahkan segala pengungkapan kasus terhadap pihak kepolisian," kata Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing melalui keterangan tertulis Polri kepada wartawan, Sabtu (29/1/2022).
Kedua kelompok tersebut juga menegaskan tidak akan memperpanjang masalah yang bisa berpotensi memicu aksi susulan lainnya.
(dnu/idh)