Anak mengikuti jejak orang tuanya menjadi politikus tak asing di Indonesia. Namun ada sejumlah anak yang memilih jalan berbeda dari bapaknya di dunia politik.
Kisah yang paling hangat ialah beda jalan politik antara anggota DPR RI dari Fraksi PKS Tifatul Sembiring dan anaknya, Fathan Sembiring. Fathan mengkritik ayahnya yang sempat ikut-ikutan bicara soal polemik 'jin buang anak' terkait Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Sebelum Fathan dan Tifatul, anak-anak politikus senior Amien Rais sudah lebih dulu memilih jalan berbeda dengan bapaknya. Berikut ini sederet kisah bapak dan anak yang berbeda jalan politik:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fathan dan Tifatul Sembiring
Fathan Sembiring disorot setelah mengkritik ayahnya sendiri, Tifatul Sembiring. Dia mengkritik Tifatul Sembiring yang sempat berbicara soal polemik 'jin buang anak' terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dan kemudian mengklarifikasi pernyataannya.
Tifatul Sembiring sempat bicara soal pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut lokasi IKN di Kalimantan diibaratkan tempat 'jin buang anak'. Menurut Tifatul, apa yang disampaikan Edy bukan sebuah penghinaan. Dia mengatakan kalimat 'jin buang anak' merupakan istilah yang berarti lokasi tersebut sangat jauh dan sepi.
"Nggak ada kalimat menghina, nggak ada, yang menghina yang mana?" ujar mantan Menteri Komunikasi dan Informasi itu seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (24/1/2022).
"Saya lama di Jakarta dan bergaul dengan orang Jakarta dan Betawi. Jadi tempat jin buang anak saya tanya ke tokoh-tokoh Betawi, apa artinya tempat jin buang anak? Tempat sepi, jauh, seram, itu maknanya tiga itu, bukan tempat jorok," imbuhnya.
Komentar Tifatul itu kemudian dikritik anaknya. Fathan melontarkan kritik kepada bapaknya melalui status Facebook. Dalam unggahan status tersebut, dia meminta ayahnya diam dan tidak membuat keisengan-keisengan.
"Mingkem gitu Beh, mingkem..! Politik di Indonesia itu sudah tidak perlu keisengan-keisengan begini. What's the point?" tulis Fathan dalam statusnya, Kamis (27/1). detikcom telah mendapatkan izin untuk mengutip tulisan ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan lontaran-lontaran seperti 'jin buang anak' memang tak jadi masalah di era generasi ayahnya. Namun, menurutnya, Tifatul lupa bahwa sekarang sudah berbeda zaman.
"Untuk generasi beliau, memang lontaran-lontaran begitu dipandang tidak masalah. Beliau lupa kalau sudah bukan zamannya lagi begitu, ada media sosial--wong dia menterinya dulu, kok masih coba-coba," ujarnya.
Lihat juga video 'Partai Amien Rais Gugat Presidential Threshold!':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Mumtaz Rais dan Amien Rais
Sosok lainnya ialah Mumtaz Rais, yang merupakan politikus PAN sekaligus putra dari pendiri Partai Ummat, Amien Rais. PAN diketahui menjadi kendaraan politik bagi putra dan putri Amien Rais menuju parlemen.
Selama bertahun-tahun, Amien Rais sebagai pendiri dan Ketua Umum PAN pertama memang selalu memegang posisi strategis di PAN. Amien bahkan kerap diamanahi jabatan Ketua Dewan Kehormatan PAN.
Perjalanan politik Amien Rais di PAN kemudian diikuti oleh anak-anaknya, Mumtaz Rais salah satunya. Mumtaz Rais tercatat pernah berkantor di Senayan pada periode 2009-2014. Kini, Mumtaz menjabat sebagai salah satu ketua DPP PAN. Sementara Amien Rais keluar dari PAN dan mendirikan Partai Ummat.
![]() |
|
Rizki dan Dimyati Natakusumah
Rizki Natakusumah mengikuti jejak ayahnya, Achmad Dimyati Natakusumah, terjun ke dunia politik. Meski begitu, dia bergabung dengan partai yang berbeda dari Dimyati.
Rizki merupakan politikus Partai Demokrat, sementara Dimyati merupakan politikus PPP. Ayah dan anak dari keluarga Natakusumah itu memiliki daerah pemilihan (dapil) yang sama.
Di bawah bendera Demokrat, Rizki berada di dapil Banten I, Pandeglang-Lebak. Begitu pula Dimyati, yang mewakili PPP maju caleg dari dapil yang sama.
Keduanya lolos ke Senayan. Mereka berada di dua fraksi yang berbeda. Rizki Natakusumah tercatat menjadi anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, sementara ayahnya berada di Komisi III DPR dari Fraksi PPP.