Angka keterisian tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jakarta telah mencapai angka 45%. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris menilai angka ini harus disikapi pemerintah dengan segera memperbanyak tempat isolasi terpusat agar BOR faskes di Jakarta tetap terkendali.
"Sehingga faskes tetap bisa melakukan pelayanan kesehatan yang optimal dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata Charles dalam keterangan tertulis, Kamis (27/1/2022).
Berdasarkan data terbaru yang ia dapat, pasien COVID-19 yang dirawat di RS wilayah DKI Jakarta mayoritas bergejala sedang (51%) dan ringan (38%). Selebihnya tidak bergejala/asimptomatis (7%), berat (3%), dan kritis (1%).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Charles, BOR faskes yang didominasi oleh pasien dengan gejala sedang dan ringan masih dapat dipahami mengingat banyak warga yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri di rumahnya. Banyak pula yang merasa khawatir jika isolasi tidak diawasi tenaga medis bisa berakibat fatal.
"Oleh karena itu, isolasi terpusat di Jakarta penting diperbanyak untuk menampung pasien gejala sedang dan ringan yang tidak punya tempat isolasi mandiri, dan yang khawatir mengalami perburukan. Sebab, pasien di tempat isolasi terpusat akan dipantau secara intensif oleh tenaga medis," ujar Charles.
"Dengan isolasi terpusat bagi pasien gejala sedang dan ringan, tempat tidur di faskes tetap tersedia bagi pasien gejala berat dan kritis," sambungnya.
Charles pun menegaskan pelipatgandaan tempat isolasi terpusat ini mendesak dilakukan dalam waktu dekat mengingat kenaikan angka penularan Omicron sekarang baru berada di fase awal.
"Berkaca pada kasus di Amerika Serikat yang mengalami kenaikan penularan varian Omicron tiga kali lipat daripada (varian) Delta, kasus harian di Indonesia bisa mencapai ratusan ribu, dan DKI Jakarta bisa tembus puluhan ribu kasus harian. Jika BOR tidak dikendalikan sejak awal dengan melipatgandakan tempat isolasi terpusat, dikhawatirkan layanan kesehatan faskes bisa kolaps ketika Omicron mencapai puncaknya," papar Charles.
Menurut legislator dari Dapil Jakarta III itu, saat ini belum terlambat bagi pemerintah untuk melipatgandakan tempat isolasi terpusat. Bersamaan dengan itu juga pemerintah bisa mempersiapkan segala skenario menghadapi puncak penularan Omicron.
"Skenario yang matang tentu akan membuat masyarakat tenang, tidak mudah panik, agar kita sama-sama bisa melewati badai Omicron yang diprediksi banyak ahli sebagai fase transisi pandemi menuju endemi COVID-19," pungkasnya.
Simak juga video 'Waspadai Peningkatan BOR Wisma Atlet dan Isolasi RS Rujukan Covid-19':