Kasus COVID-19 (Corona) di Kota Tangerang terus meningkat. Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah berencana menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara virtual bagi siswa kelas 3 hingga 6 SD.
"TK, PAUD, dan SD kelas 1 dan 2 sementara tidak tatap muka dulu. Kemungkinan yang SD kelas 3 sampai 6 juga mau kita bikin virtual semua," kata Arief kepada wartawan, Selasa (25/1/2022).
Arief menuturkan saat ini siswa kelas 3-6 SD di wilayahnya masih melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) kapasitas 50 persen. Dia mengatakan pembelajaran secara virtual bagi siswa SD akan dikaji besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini tatap mukanya kapasitas 50 persen. Tapi kemungkinan hari Rabu (besok) itu kita mau kaji lagi, mungkin mau kita kurangi lagi anak-anak ini. Yang SD-nya semua mau kita virtualin ini," tuturnya.
Arief menyampaikan pembelajaran virtual dipilih karena pertimbangan keamanan. Dia ingin anak-anak bisa terlindungi dari virus Corona.
"Ya menjaga aja. Kan sekarang ada kenaikan kasus ya. Jadi, mungkin kita lihat supaya lebih aman aja. Kita lindungin anak-anak kita," ucapnya.
Menurutnya, situasi COVID saat ini bisa saja membuat level PPKM di Kota Tangerang naik. Politikus Partai Demokrat ini juga sedang meramu WFH (work from home) 50 persen di kantor pemerintah.
"Karena kita mengamati kasus hari ke hari nih. Belum ada tanda-tanda penurunan, masih naik terus. Mungkin naik juga sama (level PPKM). Karena kasusnya kelihatannya naik, kita juga kan bagian dari aglomerasi. Makanya kan sebenarnya kita sudah mulai meramu WFH 50 persen kantor pemerintahan," jelasnya.
Baca berita selengkapnya di halaman selanjutnya
Sebelumnya, Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Tangerang Helmiati mengatakan mengurangi kapasitas kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah hingga 50 persen. Sebagai informasi, sekolah di Kota Tangerang sebelumnya menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen.
Helmiati mengungkapkan, selain mengurangi kapasitas, durasi PTM berkurang. Mulai hari ini, durasi sekolah tatap muka maksimal dilaksanakan 3 jam.
"Per hari ini semuanya 50 persen. Durasinya maksimal 3 jam terus apabila satu kelas dipakai dua rombel maka jeda waktunya minimal satu jam supaya didisinfektan dulu dan tidak terjadi berkerumun antara ortu yang menjemput dan yang mengantar," katanya, kepada wartawan, Senin (24/1).
Kemudian, untuk murid kelas 1 dan 2 diterapkan pembelajaran secara daring. Helmiati menjelaskan kebijakan itu diambil lantaran murid kelas 1 dan 2 dianggap masih terlalu dini memahami protokol kesehatan yang wajib diterapkan di sekolah.
"Ada juga mulai hari ini kelas 1,2 semua online dulu karena kelas satu dan dua edukasinya masih kurang untuk prokes masih terlalu dini untuk memahami prokes jadi kita masih ada khawatir karena lonjakan COVID-19 cukup signifikan di Kota Tangerang. Mulai hari ini juga pengawas monitoring-nya setiap hari terus laporan ke dinas setiap akhir pekan," pungkas Helmiati.