Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana membuang produksi sampah di wilayahnya ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo mulai Februari mendatang. Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menyebut perizinan tersebut sudah selesai.
"Semuanya sudah selesai, mudah-mudahan bisa dilakukan pertengahan Februari. Depok dapat jatah 350 ton per hari," kata Imam saat ditemui di Taman Merdeka, Sukmajaya, Jumat (21/1/2022).
Sampah di Depok yang capai 1.000 ton per hari lebih tinggi dari jatah yang diberikan TPPAS Nambo. Nantinya, sisa sampah yang masih disalurkan ke TPPAS Cipayung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara masih di Cipayung, kita berharap bisa diminimalisir dengan cara diolah masyarakat," pungkas Imam.
Pengeluaran sampah ke Nambo diproyeksikan mencapai Rp48 miliar untuk 1.000 ton sampah. Dengan perhitungan Rp125 ribu per ton-nya ditambah Rp12.000 untuk orang Bogor yang terdampak.
"Jadi Rp137 ribu (keseluruhan) kali 1.000 ton per hari, kemudian dikali 30. (Hasil) Rp4 M per bulan, kali 12 (1 tahun). Jadi Rp48 M per tahunnya," papar Imam.
Namun, lanjut Imam, untuk saat ini pengeluaran Depok masih di angka Rp12 miliar, mengingat jatah sampah hanya 350 ton.
Upaya Mengurangi Beban Sampah
Karena pengeluaran yang besar, Pemkot Depok menargetkan zero waste pada 2024 dengan pengolahan di tingkat RT dan RW. Sebanyak 925 RW ditargetkan membentuk bank sampah di 2022.
"Tahun ini kami telah menggelontorkan anggaran per kelurahan Rp50 juta untuk sosialisasi bank sampah. Daripada ke Nambo mending ke RT RW dengan cara mereka memilah proses sampahnya," kata Imam.
Dia juga mendukung komunitas di Depok yang berfokus pada pengolahan sampah menjadi eco enzyme. Diharapkan kegiatan tersebut bisa menjadi aspirasi dan juga menghidupkan perekonomian warga.
(eva/eva)