Sejumlah pengusaha diklaim berharap masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperpanjang hingga 2027. Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Ketum Kadin) Arsjad Rasjid menilai isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi memang terbuka, tapi tetap harus berlandaskan hukum yang berlaku di Indonesia.
"Pengusaha banyak ya, ada pengusaha besar, pengusaha menengah, dan pengusaha kecil mikro. Pengusaha yang mana ini?" ujar Arsjad dalam program blak-blakan detikcom.
"Kalau ada perpanjangan bagaimana? Saya mengatakan semua opsi dibuka, tapi pertama harus dilihat mengenai hukumnya apakah bisa atau bagaimana," imbuhnya.
Arsjad juga mempertanyakan soal isu perpanjangan masa jabatan presiden. Karena menurutnya, seorang pengusaha terbiasa membuat skenario terbaik hingga terburuk sebelum mengambil keputusan.
"Jadi semua harus kita lihat opsi-opsi itu. Contoh perpanjangan ini yang menjadi case. Ini adalah, kenapa ada isu perpanjangan. Kebanyakan yang melihat ini karena lagi pandemi, lagi susah, belum stabil. Kalau sekarang ini kita lagi pusing ngurusin pandemi okelah, tapi balikkan tatanan hukum," kata Arsjad.
Arsjad kemudian mengibaratkan pemerintahan presidensial seperti bus yang ada supir dan kondekturnya. Sedangkan masyarakat layaknya penumpang dalam bus yang mempercayakan keselamatan dan tujuannya kepada supir bus.
"Jadi sebetulnya yang paling penting kita sepakati tujuan dari bus ini mau ke mana. Itu Indonesia tadi dikatakan awalnya Indonesia emas 2045 atau 100 tahun Indonesia merdeka. Kita melihatnya sama nggak tujuannya," jelas Arsjad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait sosok presiden ke depan, Arsjad mengatakan siapa pun pemimpinnya bisa dipilih dan setiap orang punya pilihan yang berbeda-beda.
"Sopir bisa kita pilih. Setiap orang punya pilihan. Ada yang suka ngebut, ada yang slow, nanti kita tinggal bilang sama sopir. Jadi jangan terperangkap dengan siapanya. Nah kita jangan salah pilih sopir. Tapi tujuannya dulu, biar kita tahu rutenya ke mana," lanjutnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: PKS Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024 dan Jabatan Presiden 3 Periode
Arsjad menilai Presiden Jokowi telah banyak berbuat untuk Indonesia, salah satu indikatornya adalah pembangunan infrastruktur. Namun demikian, sebut dia, tidak baik kalau hanya infrastruktur yang dibangun.
"Tapi the bad is, kalau kita bangun infrastruktur kita akan ketinggalan in efisien. Di dalam suatu peperangan, kalau kita perang dari slot battle, akan menuju kemenangan perang itu. Battle itu ada win battle, ada lose battle. Untuk menuju sana, nah itu yang harus dilihat dari sisi itu," ucapnya.
Selain itu, bos PT Indika Energy ini juga menjawab rumor yang menyebutnya tengah membidik jabatan ketua umum di salah satu partai besar.
"Waduh, nggaklah. Kadin itu politik kesejahteraan. Saya baru hadir di sini (Kadin), ingin menyelesaikan. Jadi niatan saya clear. Saya pikir di Kadin sebagai amal ibadah. Saya bicara apa yang saya bisa lakukan terhadap impact kepada bangsa ini, dan saya pikir Kadin tepat karena, sebagai pengusaha saya bisa sharing pengalaman saya untuk semua pengusaha," elaknya.
Namun, jika bicara takdir, kata Arsjad, hanya Allah yang tahu. Tapi, jika harus memilih, Arsjad lebih memilih Ketum Kadin dibanding ketum parpol.