Risma Siap Bersimpuh demi Anak Buah
Pada awal pernyataannya, Mensos Risma menyampaikan prinsip yang selalu dipegang teguh saat menjadi pimpinan. Prinsip Menteri bernama lengkap Tri Rismaharini itu adalah tidak ada kesalahan bawahan, yang ada kesalahan pimpinan.
"Bapak Ketua Komisi beserta Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dan para anggota Komisi VIII DPR yang saya hormati, jadi saya selaku sebagai pimpinan, dan itu sering saya buktikan saat saya turun menjadi wali kota. Saya selalu sampaikan bahwa tidak ada salah kopral, yang ada adalah salah jenderal. Sayalah jenderalnya di Kementerian Sosial," kata Risma dalam rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya Risma pasrah jika memang anak buahnya harus keluar dari ruang rapat. Namun, sebelum itu terjadi, Risma meminta Sekjen Kemensos menyampaikan maaf.
"Karena itu, saya atas nama siapa pun di Kementerian Sosial, saya minta nanti Pak Sekjen minta maaf, kalaupun teman-teman memang harus Pak Sekjen keluar, tapi Pak Sekjen harus minta maaf, Pak Sekjen juga harus minta maaf," ucap Risma.
Bahkan Risma juga bersedia meminta maaf dengan cara apa pun. Walau harus bersimpuh, duduk di bawah, Risma mengaku siap melakukannya.
"Baik secara pribadi maupun unit, saya minta maaf, karena saya berprinsip bahwa jenderallah yang salah, saya yang salah," tutur Risma.
"Kalau ada komunikasi yang tidak baik, sayalah yang salah. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya, dengan cara apa pun saya lakukan. Kalaupun saya harus berada di tempat Pak Ace dan saya duduk di bawah, saya akan lakukan, boleh saya buktikan," imbuhnya.
Risma kemudian berdiri seraya hendak menuju meja pimpinan Komisi VIII yang berada beberapa meter di depannya. Namun, sebelum kaki Risma melangkah, pimpinan dan anggota Komisi VIII yang hadir langsung dalam rapat melarang.
"Tidak usah, Bu, tidak usah Bu Menteri. Jangan, Bu," sahut anggota Komisi VIII yang hadir secara langsung di ruang rapat.
Adegan drama lalu berlanjut ke Ace. Baca di halaman berikutnya.