Kondisi memprihatinkan terlihat di SMP Negeri 2 Kosambi, Kabupaten Tangerang. Sekolah tersebut nampak rusak parah dan tidak terawat.
Pantauan detikcom di lokasi, Jalan Perumahan Duta Bandara Permai, Jatimulya, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022) pukul 11.07 WIB dari 21 ruang kelas, 9 di antaranya tidak layak digunakan. Kondisi 9 ruang kelas yang rusak itu berada di lantai dua.
Lantai keramik kelas itu nampak berdebu dan pecah. Beberapa ruang kelas tidak ada meja dan bangku belajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, atap plafon ruang kelas banyak yang bolong. Beberapa kaca jendela kelas sudah pecah.
Kepala Sekolah SMPN 2 Kosambi, Kusnandar mengatakan kondisi semacam ini terjadi sejak 2018. Dia mengungkapkan memang sudah ada perbaikan pada 2021 tetapi hanya tiga ruang kelas.
"Untuk perbaikan, alhamdulillah pada 2021 kita dapet 3 ruang kelas, selebihnya memang kita belum ada perbaikan, dari tahun 2018, dari kepsek yang lama pun belum ada perbaikan, dari sembilan kelas ini," kata Kusnandar saat ditemui di lokasi.
![]() |
Kusnandar menyampaikan 9 ruang kelas yang layak itu sampai saat ini masih cukup untuk kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Namun dia khawatir jika PTM sudah 100 persen, ruang kelas tidak cukup untuk menampung siswa.
"Untuk saat ini kalau PTM terbatas masih tercukupi, artinya masih tercover lah, dengan ruangan yang ada. Tetapi kalau sudah full 100 persen, sepertinya kita sudah tidak bisa untuk masuk semua secara full, karena memang kelasnya dengan kondisi seperti ini," ujarnya.
Kusnandar mengaku sudah mengajukan surat permintaan perbaikan sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Dia berharap sekolah yang dipimpinnya dapat diperbaiki tahun ini.
"Untuk tahun ini 2022, saya sudah mengajukan ke Dinas untuk renovasi dari sembilan kelas ini. Sejak sekitar bulan November atau Desember saya sudah mengajukan," ucapnya.
Sementara itu, Humas SMPN 2 Kosambi Dadang Kurniadi membeberkan sekolah sudah rusak sejak 2018. Dia menyebut satu meja bisa ditempati tiga anak untuk belajar.
"Dulu anak-anak semeja bisa tiga orang duduknya. Karena meja belajarnya tidak ada ruang kelasnya rusak mau nggak mau kan dempetan gimana caranya supaya mereka tetap belajar," ucapnya.
Meski demikian Dadang mengatakan kondisi belajar mengajar tetap kondusif. Sejauh ini kata Dadang tidak ada komplain dari para orangtua siswa.
"Suasana kondusif, tidak ada komplain dari orang tua anak tetap KBM kan harus, daripada anak tidak KBM dengan alasan ruang rusak bahaya juga buat kita," imbuhnya.
(dek/idn)