Tanggul beton setinggi betis orang dewasa di Kompleks Kaveling TNI AL, Pondok Bambu, Jakarta Timur, menjadi sorotan. Kini tanggul yang bikin resah itu dibongkar sebab menghambat mobilitas warga sehari-hari.
Diketahui, tanggul tersebut memiliki panjang 10 meter. Tanggul itu disebut sengaja dibangun untuk mencegah terjadinya banjir yang kerap dialami warga di sekitar lokasi.
Tujuan Tanggul Dibangun
Chandra, seorang petugas keamanan di sekitar lokasi menerangkan tujuan dibangunnya tanggul tersebut. Dia berkata, tanggul itu jadi simbol rasa kekecewaan warga yang kerap kebanjiran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya awalnya sih ada salah satu warga yang kesal karena setiap hujan datang itu, wilayah perumahan ini sering banjir semata kaki bahkan sampe pernah sedengkul waktu itu. Itu karena memang saluran air yang tidak bisa menampung air dari berbagai tempat yang masuk, jadi melimpahnya ke kita ini," kata Candra saat ditemui di lokasi.
Bahkan, Chandra menuturkan tanggul itu dibuat secara spontan. Pasalnya, permintaan warga untuk penuntasan masalah banjir tak kunjung terpenuhi.
"Iya alasan mereka, kalau mau di bongkar tanggulnya sama Satpol PP, ya dari warga itu mereka mintanya ada pengerukan got dan saluran air yang berada di sekitar perumahan kompleks," kata Chandra.
Sebab Banjir Tak Kunjung 'Rampung'
Seorang warga lainnya bernama Miko mengatakan aliran air sungai di sekitar lokasi tidak berjalan lancar. Hal itu jadi pemicu datangnya banjir.
"Jadi ini hulunya, Waduk Haji Dogol menjadi tempat penampungan air hujan dan mengalirkan air-air ini ke berbagai pecahan kali yang mengarah ke Banjir Kanal Timur (BKT). Permasalahannya adalah aliran di kali ini tidak semuanya lancar. Ada beberapa yang memang tersumbat, dan saluran air yang mengarah ke BKT itu kecil," ungkap Miko saat ditemui detikcom, Minggu (16/1/2022).
Selain itu, Miko menilai penuntasan banjir di sekitar lokasi tak pernah menyebtuh hilir permasalahan.
"Penuntasan aliran kali di Jl. Teluk Tomini dan Teluk Sibolga yang diutamakan itu di hilirnya. Masalah utama itu di hilirnya," jelas Miko.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Saksikan juga 'Penampakan Tanggul Sungai Citarum yang Longsor di Bekasi':
Arahan Wagub DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyadari warga yang membangun tanggul itu sudah lelah karena rumahnya sering kebanjiran. Namun, dia mengingatkan jangan sampai tindakan tersebut malah mengganggu warga lainnya yang bermukim di kawasan tersebut.
"Jangan sampai niatnya baik, maksudnya baik cuman caranya berdampak pada mengganggu jalan," tegasnya.
Selain itu, Riza meminta supaya pembangunan tanggul dapat dikoordinasikan terlebih dahulu kepada pemerintah setempat.
"Jadi kami berterima kasih warga yang ikut berpartisipasi mengatasi banjir di berbagai upaya. Namun demikian, kalau buat tanggul harus dikoordinasikan oleh pemerintah setempat, lurah-camat setempat, kota madya," ujarnya.
Tanggul Dibongkar
Tanggul penghalang jalan warga tersebut kini sudah dirobohkan. Warga kini bisa kembali mengakses jalan di sekitar lokasi tepatnya di Jalan Teluk Tomini.
Namun begitu, di lokasi kini terpasang portal. Belum jelas tujuan dipasangnya portal tersebut. Sisa pembongkaran tanggul itu masih tampak berantakan seperti batu dan pasir.
Kembali Miko, dia menyebut tanggul itu memang sudah seharusnya dibongkar. Sebab, jalan tersebut merupakan akses warga untuk melintas sehari-hari.
"Itu kan sudah memang semestinya ya, fungsi fasilitas umum sebagai jalan raya sudah harus dikembalikan," kata Miko.